Hadits Arba’in

الحديث الأول
HADITS PERTAMA
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم یَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا
نَوَى . فَمَنْ آَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ آَانَتْ
هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا یُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ یَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن
الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذین هما أصح الكتب المصنفة]
Kosa kata / : مفردات
الأعمال (العمل) : Perbuatan امرء : Seseorang
نوى : (Dia) niatkan امرأة : seorang wanita
Arti Hadits / : ترجمة الحديث
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia
berkata: Saya mendengar Rasulullah ε bersabda : Sesungguhnya setiap
perbuatan(1) tergantung niatnya(2). Dan sesungguhnya setiap orang (akan
dibalas)berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya (3) karena (ingin
mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada
(keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang
dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan
bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al
Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al
Qusyairi An Naishaburi dan kedua kita Shahihnya yang merupakan kitab yang paling
shahih yang pernah dikarang) .
Catatan :
1. Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran
Islam. Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang niat ini
mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri
dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan
salah satu dari ketiganya. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata :
Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan
ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga Islam.
2. Hadits ini ada sebabnya, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke
Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon
bernama : “Ummu Qais” bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka
orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang
hijrah karena Ummu Qais).
Pelajaran yang terdapat dalam Hadits / : الفوائد من الحديث
1. Yang dimaksud perbuatan disini adalah amal ibadah yang membu-tuhkan niat. Adapun
perbuatan buruk niat baiknya tidak akan merubah buruknya menjadi baik
2. Niat adalah keinginan dan kehendak hati.
1. Hijrah secara bahasa artinya : meninggalkan, sedangkan menurut syariat artinya :
meninggalkan negri kafir menuju negri Islam dengan maksud menyelamatkan agamanya. Yang
dimaksud dalam hadits ini adalah perpindahan dari Mekkah ke Madinah sebelum Fathu Makkah
(Penaklukan kota Mekkah th. 8 H).
1. Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan
amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat
(karena Allah ta’ala).
2. Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.
3. Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada
semua amal shaleh dan ibadah.
4. Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
5. Semua pebuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena
mencari keridhoan Allah maka dia akan bernilai ibadah.
6. Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
7. Hadits diatas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena
dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah
Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan
diamalkan dengan perbuatan.
8.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث
1. Niat dan keikhlasan : 7 : 29, 98 : 5
2. Hijrah : 4 : 97, 2 : 218, 3 : 195, 8 : 72
3. Fitnah dunia : 3 : 145, 4 : 134, 6 : 70, 8 : 67.
الحديث الثاني
HADITS KEDUA
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَیْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ یَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِیْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِیْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ
یُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ یَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه
وسلم فَأَسْنَدَ رُآْبَتَيْهِ إِلَى رُآْبَتَيْهِ وَوَضَعَ آَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَیْهِ وَقَالَ: یَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي
عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّآاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ
الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ یَسْأَلُهُ وَیُصَدِّقُهُ، قَالَ:
فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِیْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَآُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ
اللهَ آَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ یَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا
الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ
رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ یَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ
فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : یَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ
فَإِنَّهُ جِبْرِیْلُ أَتَاآُمْ یُعَلِّمُكُمْ دِیْنَكُمْ . [رواه مسلم]
Kosa kata / : مفردات
طلع : Terbit / datang ( العراة (العاري : telanjang
أسند : Menyandarkan ( رعاء (راعي : Penggembala
آفَّيه (آف) : Kedua telapak
tangan یتطاولون : saling meninggikan
فخذیه (فخذ) : Kedua pahanya انظلق : Berangkat / Bertolak
رآبتيه (رآبة) : Kedua lututnya أثر : Bekas
الحُفاة (الحافي) : telanjang kaki ( أمارات (أمارة : tanda-tanda
Arti hadits / : ترجمة الحديث
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi
Rasulullah ε suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan
baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya
bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang
mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan
kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah ε ) seraya berkata: “ Ya
Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah ε: “
Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah (tuhan yang disembah) selain
Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan
shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “,
kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia
pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku
tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikatmalaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau
beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “
anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu
beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan
engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” .
Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan
kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang
bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau
bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat
seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)
berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan
aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullahε) bertanya: “ Tahukah
engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian
(bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)
Catatan :
• Hadits ini merupakan hadits yang sangat dalam maknanya, karena
didalamnya terdapat pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan
.
• Hadits ini mengandung makna yang sangat agung karena berasal dari dua
makhluk Allah yang terpercaya, yaitu: Amiinussamaa’ (kepercayaan
makhluk di langit/Jibril) dan Amiinul Ardh (kepercayaan makhluk di bumi/
Rasulullah ε)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Disunnahkan untuk memperhatikan kondisi pakaian, penampilan dan
kebersihan, khususnya jika menghadapi ulama, orang-orang mulia dan
penguasa.
2. Siapa yang menghadiri majlis ilmu dan menangkap bahwa orang–orang yang
hadir butuh untuk mengetahui suatu masalah dan tidak ada seorangpun
yang bertanya, maka wajib baginya bertanya tentang hal tersebut meskipun
dia mengetahuinya agar peserta yang hadir dapat mengambil manfaat
darinya.
3. Jika seseorang yang ditanya tentang sesuatu maka tidak ada cela baginya
untuk berkata: “Saya tidak tahu“, dan hal tersebut tidak mengurangi
kedudukannya.
4. Kemungkinan malaikat tampil dalam wujud manusia.
5. Termasuk tanda hari kiamat adalah banyaknya pembangkangan terhadap
kedua orang tua. Sehingga anak-anak memperlakukan kedua orang tuanya
sebagaimana seorang tuan memperlakukan hambanya.
6. Tidak disukainya mendirikan bangunan yang tinggi dan membaguskannya
sepanjang tidak ada kebutuhan.
7. Didalamnya terdapat dalil bahwa perkara ghaib tidak ada yang
mengetahuinya selain Allah ta’ala.
8. Didalamnya terdapat keterangan tentang adab dan cara duduk dalam majlis
ilmu.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Iman : 2 : 285, 5 : 5, 6 : 82 dll.
2. Islam : 2 : 112, 4 : 125, 72 : 14, 40 : 66, 3 : 19, 5 : 3
3. Ihsan : 18 : 30, 28 : 77, 17 : 7, 5 : 93
4. Hari akhir : 7 : 187, 22 : 7, 31 : 34 .
5. Ilmu ghaib hanya Allah yang mengetahui : 2 : 3, 27:65, 6 : 50, 7 : 188
6. Belajar & mengajarkan Islam : 16:43, 21:7, 3:79, 9:122
الحديث الثالث
HADITS KETIGA
مِعْتُ 􀑧 الَ : سَ 􀑧 عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَ
هَ إِلاَّ 􀑧 هَادَةُ أَنْ لاَ إِلَ 􀑧 سٍ : شَ 􀑧 ى خَمْ 􀑧 لاَمُ عَلَ 􀑧 يَ اْلإِسْ 􀑧 وْلُ : بُنِ 􀑧 لم یَقُ 􀑧 رَسُوْلَ اللهِ صلى الله و س
اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِیْتَاءُ الزَّآَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَا نَ.
[رواه الترمذي ومسلم ]
Kosa kata / : مفردات
سمعتُ : (saya) mendengar ( بُنِيَ (بَنَى : Dibangun
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Alh- Khottob radiallahuanhuma
dia berkata : Saya mendengar Rasulullah ε bersabda : Islam dibangun diatas lima
perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa
nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat,
melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Rasulullah ε menyamakan Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak
diatas tiang-tiang yang mantap.
2. Pernyataan tentang keesaan Allah dan keberadaannya, membenarkan
kenabian Muhammad ε, merupakan hal yang paling mendasar dibanding
rukun-rukun yang lainnya.
3. Selalu menegakkan shalat dan menunaikannya secara sempurna dengan
syarat rukunnya, adab-adabnya dan sunnah-sunnahnya agar dapat
memberikan buahnya dalam diri seorang muslim yaitu meninggalkan
perbuatan keji dan munkar karena shalat mencegah seseorang dari perbuatan
keji dan munkar.
4. Wajib mengeluarkan zakat dari harta orang kaya yang syarat-syarat wajibnya
zakat sudah ada pada mereka lalu memberikannya kepada orang-orang fakir
dan yang membutuhkan.
5. Wajibnya menunaikan ibadah haji dan puasa (Ramadhan) bagi setiap muslim.
6. Adanya keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya
maka dia bukan seorang muslim berdasarkan ijma’.
7. Nash diatas menunjukkan bahwa rukun Islam ada lima, dan masih banyak
lagi perkara lain yang penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam
hadits. Rasulullah ε bersabda:
الإِیْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ شُعْبَةً
“ Iman itu terdapat tujuh puluh lebih cabang “
8. Islam adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman
demikian juga tidak bermanfaat iman tanpa amal .
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Wala’ dan Bara’ dalam syahadatain : 2 : 256, 16 : 36
2. Shalat : 2 : 3, 19 : 31, 20 : 132,
3. Zakat : 9 : 71, 19 : 55, 73 : 20
4. Haji : 3 : 97, 2 : 196, 22 : 27
5. Puasa : 2 : 183, 2 : 185.
الحديث الرابع
HADITS KEEMPAT
وْلُ اللهِ 􀑧 دَّثَنَا رَسُ 􀑧 الَ : حَ 􀑧 هُ قَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 عُوْدٍ رَضِ 􀑧 نِ مَسْ 􀑧 دِ اللهِ ب 􀑧 رَّحْمَنِ عَبْ 􀑧 عَنْ أَبِي عَبْدِ ال
هِ 􀑧 صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَآُمْ یُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّ
لُ 􀑧 أَرْبَعِيْنَ یَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ یَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِ كَ، ثُمَّ یَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ یُرْسَ
هِ 􀑧 هِ وَعَمَلِ 􀑧 هِ وَأَجَلِ 􀑧 بِ رِزْقِ 􀑧 ا تٍ: بِكَتْ 􀑧 أَرْبَعِ آَلِمَ 􀑧 ؤْمَرُ بِ 􀑧 رُّوْحَ، وَیُ 􀑧 هِ ال 􀑧 نْفُخُ فِيْ 􀑧 كُ فَيَ 􀑧 هِ الْمَلَ 􀑧 إِلَيْ
ةِ 􀑧 لِ الْجَنَّ 􀑧 لِ أَهْ 􀑧 لُ بِعَمَ 􀑧 دَآُمْ لَيَعْمَ 􀑧 وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْ دٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَ
ارِ 􀑧 لِ النَّ 􀑧 لِ أَهْ 􀑧 لُ بِعَمَ 􀑧 ابُ فَيَعْمَ 􀑧 هِ الْكِتَ 􀑧 بِقُ عَلَيْ 􀑧 ا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْ 􀑧 هُ وَبَيْنَهَ 􀑧 وْنُ بَيْنَ 􀑧 ا یَكُ 􀑧 ى مَ 􀑧 حَتَّ
ا إِلاَّ ذِرَاعٌ 􀑧 هُ وَبَيْنَهَ 􀑧 وْنُ بَيْنَ 􀑧 ا یَكُ 􀑧 ى مَ 􀑧 ارِ حَتَّ 􀑧 لِ النَّ 􀑧 لِ أَهْ 􀑧 لُ بِعَمَ 􀑧 دَآُمْ لَيَعْمَ 􀑧 دْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَ 􀑧 فَيَ
فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا .
[رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata / : مفردات
حدثنا : menyampaikan (kpd kami) خَلْقه : penciptaan(nya)
بطن : perut نطفة : setetes mani
علقة : setetes darah مضغة : segumpal daging
المَلَكَ bentuk tunggal dari یَنْفُخُ ملائكة : Meniup
أجله : kematian (nya) شقيٌّ : Celaka
سعيد : bahagia ذراع : hasta (jarak antara
یسبق : mendahului telapak tangan dan siku)
Terjemah Hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata :
Rasulullahε menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan
dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut
ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah
menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal
daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat
lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat
perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau
kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada ilah selain-Nya, sesungguhnya
diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli syurga hingga jarak antara
dirinya dan syurga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya
ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam
neraka. sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli
neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah
ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli syurga maka
masuklah dia ke dalam syurga. (Riwayat Bukhori dan Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Allah ta’ala mengetahui tentang keadaan makhluknya sebelum mereka
diciptakan dan apa yang akan mereka alami, termasuk masalah kebahagiaan
dan kecelakaan.
2. Tidak mungkin bagi manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya
masuk syurga atau neraka, akan tetapi amal perbutan merupakan sebab
untuk memasuki keduanya.
3. Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya
dengan kondisinya saat ini, justru harus selalu mohon kepada Allah agar
diberi keteguhan dan akhir yang baik (husnul khotimah).
4. Disunnahkan bersumpah untuk mendatangkan kemantapan sebuah perkara
dalam jiwa.
5. Tenang dalam masalah rizki dan qanaah (menerima) dengan mengambil
sebab-sebab serta tidak terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya
karenanya.
6. Kehidupan ada di tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah
menyempurnakan umurnya.
7. Sebagian ulama dan orang bijak berkata bahwa dijadikannya pertumbuhan
janin manusia dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah sebagai
rasa belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu
menciptakannya sekaligus.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Pengorbanan seorang ibu yang mengandung : 31 : 14
2. Teori reproduksi manusia : 22 : 5, 23 : 14
3. Takdir : 57 : 22, 64 : 11
4. Husnul khotimah : 2 : 132, 4 : 18
الحديث الخامس
HADITS KELIMA
عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله
عليه وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي روایة
لمسلم : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]
Kosa kata / : مفردات
أحدث : Mengada-ada ردٌّ : Tertolak
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata :
Rasulullah ε bersabda : Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini
yang bukan (berasal) darinya1), maka dia tertolak. (Riwayat Bukhori dan Muslim),
dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah)
yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Setiap perbuatan ibadah yang tidak bersandar pada dalil syar’i ditolak dari
pelakunya.
2. Larangan dari perbuatan bid’ah yang buruk berdasarkan syari’at.
3. Islam adalah agama yang berdasarkan ittiba’ (mengikuti berdasarkan dalil)
bukan ibtida’ (mengada-adakan sesuatu tanpa dalil) dan Rasulullah ε telah
berusaha menjaganya dari sikap yang berlebih-lebihan dan mengada-ada.
4. Agama Islam adalah agama yang sempurna tidak ada kurangnya.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Kesempurnaan Islam : 5 : 3,
2. Bid’ah dan taklid : 57 : 27, 17 : 36
الحديث السادس
HADITS KEENAM
عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ یَقُوْلُ : إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ
یَعْلَمُهُنَّ آَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِیْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ
فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، آَالرَّاعِي یَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى یُوْشِكُ أَنْ یَرْتَعَ فِيْهِ،
أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا
صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ آُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ آُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
[رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata / : مفردات
بَيِّنٌ : jelas ( أمور (أمر : Perkara-perkara
مشتبهات : samar/syubhat اتقى : Menghindar
اسْتَبْرَأ : Membebaskan عِرْضه : kehormatan (nya)
وقع : terjerumus, melakukan الراعي : penggembala,
یرعى : menggembala pemimpin
یوشك : hampir, nyaris الحمى : batas, pematang.
مضغة : segumpal daging ( صلح(ت : baik, layak,
فسد(ت) : rusak
1. Yang dimaksud adalah, perbuatan-perbuatan yang dinilai ibadah tetapi tidak bersumber dari
ajaran Islam dan tidak memiliki landasan yang jelas, atau yang lebih dikenal dengan istilah
bid’ah.
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata: Saya
mendengar Rasulullah ε bersabda: Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang
haram itu jelas. Diantara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat
(samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut
terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya.
Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam
perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan
hewan gembalaannya disekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka
lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki
larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa
dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh
tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa
dia adalah hati “. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Catatan :
• Hadits ini merupakan salah satu landasan pokok dalam syari’at. Abu Daud
berkata : Islam itu berputar dalam empat hadits, kemudian dia menyebutkan
hadits ini salah satunya.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Termasuk sikap wara’1) adalah meninggalkan syubhat .
2. Banyak melakukan syubhat akan mengantarkan seseorang kepada perbuatan
haram.
3. Menjauhkan perbuatan dosa kecil karena hal tersebut dapat menyeret
seseorang kepada perbuatan dosa besar.
4. Memberikan perhatian terhadap masalah hati, karena padanya terdapat
kebaikan fisik.
5. Baiknya amal perbuatan anggota badan merupakan pertanda baiknya hati.
6. Pertanda ketakwaan seseorang jika dia meninggalkan perkara-perkara yang
diperbolehkan karena khawatir akan terjerumus kepada hal-hal yang
diharamkan.
7. Menutup pintu terhadap peluang-peluang perbuatan haram serta haramnya
sarana dan cara ke arah sana.
8. Hati-hati dalam masalah agama dan kehormatan serta tidak melakukan
perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan persangkaan buruk.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Penetapan halal dan haram : 2 : 275, 16 : 115, 5 : 87
2. Menghindari syubhat : 49 : 12
3. Kedudukan hati : 26 : 89, 16 : 106, 22 : 46
4. Allah Maha Berkuasa (Raja) : 5 : 40, 114 : 2
1. Wara’ adalah sikap dari rasa takutnya seseorang dari perbuatan haram.
الحديث السابع
HADITS KETUJUH
عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
الدِّیْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ
. [رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya
Rasulullah ε bersabda : Agama adalah nasehat1)2), kami berkata : Kepada siapa ?
beliau bersabda : Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan
kaum muslimin dan rakyatnya 3). (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran :
1. Agama Islam berdiri tegak diatas upaya saling menasihati, maka harus selalu
saling menasihati diantara masing-masing individu muslim.
2. Nasihat wajib dilakukan sesuai kemampuannya .
Tema hadits dan ayat yang terkait dengannya :
1. Da’wah dan Amar Ma’ruf Nahi munkar : 3 : 104, 3: 110, 41 : 33
3. Pentingnya selalu upaya untuk saling mengingatkan : 51 : 55, 87 : 9.
الحديث الثامن
HADITS KEDELAPAN
رْتُ 􀑧 الَ : أُمِ 􀑧 عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَ
و ا 􀑧 وْلُ اللهِ، وَیُقِيْمُ 􀑧 داً رَسُ 􀑧 هَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّ 􀑧 هَدُوا أَنْ لاَ إِلَ 􀑧 ى یَشْ 􀑧 اسَ حَتَّ 􀑧 لَ النَّ 􀑧 أَنْ أُقَاتِ
قِّ 􀑧 هُمْ إِلاَّ بِحَ 􀑧 اءُهُمْ وَأَمْوَالُ 􀑧 ي دِمَ 􀑧 مُوا مِنِّ 􀑧 كَ عَصَ 􀑧 وا ذَلِ 􀑧 إِذَا فَعَلُ 􀑧 الصَّلاَةَ وَیُؤْتُوا الزَّآاَةَ، فَ
الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالىَ
[رواه البخاري ومسلم ]
Kosa kata / : مفردات
أُمِرْتُ : aku diperintahkan أُقَاتِل : (aku) Memerangi
دماء : bentuk jamak dari : دم
darah
عصموا : mereka terlindung
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma sesungguhnya Rasulullah ε bersabda : Aku
diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak
ada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan
shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta
mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada
pada Allah Υ (Riwayat Bukhori dan Muslim)
1. Nasehat adalah : ungkapan yang menyeluruh berupa keinginan yang mencakup semua
kebaikan.
2. Yang dimaksud adalah bahwa nasehat merupakan penopang agama.
3. Yang dimaksud dengan nasehat kepada Allah adalah beriman kepadanya, tidak
menyekutukannya, mensucikannya dari segala kekurangan, ta’at kepada-Nya dan tidak bermaksiat
kepada-Nya. Nasehat kepada Rasul-Nya adalah membenarkan risalahnya, beriman kepada semua
yang dibawanya, menghormatinya, melaksanakannya ajarannya dll.
Catatan :
Hadits ini secara praktis dialami zaman kekhalifahan Abu Bakar As-
Shiddiq, sejumlah rakyatnya ada yang kembali kafir. Maka Abu Bakar bertekad
memerangi mereka termasuk diantaranya mereka yang menolak membayar zakat
. Maka Umar bin Khottob menegurnya seraya berkata : “ Bagaimana kamu akan
memerangi mereka yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah sedangkan Rasulullah
telah bersabda : Aku diperintahkan…..(seperti hadits diatas)” . Maka berkatalah
Abu Bakar : “Sesungguhnya zakat adalah haknya harta”,1) hingga
akhirnya Umar menerima dan ikut bersamanya memerangi mereka.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Maklumat peperangan kepada mereka yang musyrik hingga mereka selamat.
2. Diperbolehkannya membunuh orang yang mengingkari shalat dan memerangi
mereka yang menolak membayar zakat.
3. Tidak diperbolehkan berlaku sewenang-wenang terhadap harta dan darah
kaum muslimin.
4. Diperbolehkannya hukuman mati bagi setiap muslim jika dia melakukan
perbuatan yang menuntut dijatuhkannya hukuman seperti itu seperti :
Berzina bagi orang yang sudah menikah (muhshan), membunuh orang lain
dengan sengaja dan meninggalkan agamanya dan jamaahnya .
5. Dalam hadits ini terdapat jawaban bagi kalangan murji’ah yang mengira
bahwa iman tidak membutuhkan amal perbuatan.
6. Tidak mengkafirkan pelaku bid’ah yang menyatakan keesaan Allah dan
menjalankan syari’atnya.
7. Didalamnya terdapat dalil bahwa diterimanya amal yang zhahir dan
menghukumi berdasarkan sesuatu yang zhahir sementara yang tersembunyi
dilimpahkan kepada Allah.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Aqidah dan syariat harus ditegakkan : 42 : 13,
2. Perlindungan terhadap nyawa dan harta : 2 : 188, 4 : 93
3. Besarnya kedudukan zakat : 9 : 34
الحديث التاسع
HADITS KESEMBILAN
وْلَ اللهِ 􀑧 مِعْتُ رَسُ 􀑧 الَ : سَ 􀑧 هُ قَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 خْر رَضِ 􀑧 نِ صَ 􀑧 رَّحْمَنِ بْ 􀑧 دِ ال 􀑧 عَنْ أَبِي هُرَیْرَةَ عَبْ
ا 􀑧 هُ مَ 􀑧 أْتُوا مِنْ 􀑧 هِ فَ 􀑧 رْتُكُمْ بِ 􀑧 ا أَمَ 􀑧 صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ یَقُوْلُ : مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَ
اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِیْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ آَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ .
[رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata / : مفردات
نَهَيْتُكم : (Aku) larang kalian اجتنبوا : Mereka menghindari- nya
أَمَرْتُكُم : (Aku) perintahkan kalian أَهْلَكَ : Menghancurkan
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
1. Maksudnya adalah bahwa mereka yang tidak membayar zakat berhak diperangi berdasarkan hak
(ajaran) Islam seperti yang disinggung dalam hadits.
Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata :
Saya mendengar Rasulullah ε bersabda : Apa yang aku larang hendaklah kalian
menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian
laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum
kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan
penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka.
(Bukhori dan Muslim)
Pelajaran :
1. Wajibnya menghindari semua apa yang dilarang oleh Rasulullah ε.
2. Siapa yang tidak mampu melakukan perbuatan yang diperintahkan secara
keseluruhan dan dia hanya mampu sebagiannya saja maka dia hendaknya
melaksanakan apa yang dia mampu laksanakan.
3. Allah tidak akan membebankan kepada seseorang kecuali sesuai dengan
kadar kemampuannya.
4. Perkara yang mudah tidak gugur karena perkara yang sulit.
5. Menolak keburukan lebih diutamakan dari mendatangkan kemaslahatan.
6. Larangan untuk saling bertikai dan anjuran untuk bersatu dan bersepakat.
7. Wajib mengikuti Rasulullah ε, ta’at dan menempuh jalan keselamatan dan
kesuksesan.
8. Al Hafiz berkata : Dalam hadits ini terdapat isyarat untuk menyibukkan diri
dengan perkara yang lebih penting yang dibutuhkan saat itu ketimbang
perkara yang saat tersebut belum dibutuhkan.
Tema hadits dan ayat yang terkait :
1. Patuh kepada Rasulullah ε : 59 : 7, 8 : 46
2. Bertakwa sebatas kemampuan : 64 : 16 .
4. Berdebat yang tak berguna dan bertikai, sumber kehan-curan : 40 : 5
الحديث العاشر
HADITS KESEPULUH
عَنْ أَبِي هُرَیْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ
تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ یَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ
􀀏 وَقاَلَ تَعَالَى : 􀀐 یَا أَیُّهَا الرُّسُلُ آُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً 􀀏 تَعَالَى :
ثُمَّ ذَآَرَ الرَّجُلَ یُطِيْلُ السَّفَرَ 􀀐 یَا أَیُّهَا الَّذِیْنَ آمَنُوا آُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاآُمْ
أَشْعَثَ أَغْبَرَ یَمُدُّ یَدَیْهِ إِلَى السَّمَاءِ یاَ رَبِّ یَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ
وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى یُسْتَجَابُ لَهُ . [رواه مسلم]
Kosa kata / مفردات
یقبل : Menerima یطيل : Panjang / jauh
أشعث : Kumal أغبر : Berdebu / dekil
یَمُدّ : Memanjangkan/ mengangkat فأَنَّى : Maka dari mana/ bagaimana
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah ε bersabda :
Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan
sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia
memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah
yang baik-baik dan beramal shalehlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang
yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada
kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh
dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit
seraya berkata : Ya Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram,
minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari
sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan
dikabulkan. (Riwayat Muslim).
Pelajaran :
1. Dalam hadits diatas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala
kekurangan dan cela.
2. Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang
bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima.
3. Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.
4. Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari
terkabulnya doa.
5. Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali
mereka yang Allah kehendaki.
6. Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang
diterimanya amal perbuatan.
7. Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq
dari sesuatu yang haram.
8. Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan
maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah.
9. Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan
terkabul.
10. Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do’a :
Perjalanan jauh, kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan
dalam keadaan kumal dan berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit,
meratap dalam berdoa, keinginan kuat dalam permintaan, mengkonsumsi
makanan, minuman dan pakaian yang halal.
Tema hadits dan ayat yang terkait :
1. Mempersembahkan yang terbaik kepada Allah : 28 : 77
2. Mengkonsumsi yang halal : 5 : 88
3. Meratap dalam berdoa : 19 : 3, 32 : 16 .
الحديث الحادي عشر
PELAJARAN KESEBELAS
لَّمَ 􀑧 عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الْحَسَنُ بْنُ عَلِي بْنِ أبِي طَالِبٍ سِبْطِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَ
لَّمَ؛ دَعْ 􀑧 هِ وَسَ 􀑧 وَرَیْحَانَتِهِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ : حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْ
مَا یَرِیْبُكَ إِلَى مَا لاَ یَرِیْبُكَ .
[رواه الترمذي وقال : حدیث حسن صحيح]
Kosa kata / : مفردات
حفظ(ت) : (saya) menghafal/ دَعْ : tinggalkan
mengetahui ( یریب(ك : meragukan-(mu)
Terjemah hadits:
Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah ε dan
kesayangannya ψ dia berkata : Saya menghafal dari Rasulullah ε (sabdanya):
Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shoheh)
Pelajaran:
1. Meninggalkan syubhat dan mengambil yang halal akan melahirkan sikap
wara’.
2. Keluar dari ikhtilaf ulama lebih utama karena hal tersebut lebih terhindar dari
perbuatan syubhat, khususnya jika diantara pendapat mereka tidak ada yang
dapat dikuatkan.
3. Jika keraguan bertentangan dengan keyakinan maka keyakinan yang diambil.
4. Sebuah perkara harus jelas berdasarkan keyakinan dan ketenangan. Tidak
ada harganya keraguan dan kebimbangan.
5. Berhati-hati dari sikap meremehkan terhadap urusan agama dan masalah
bid’ah.
6. Siapa yang membiasakan perkara syubhat maka dia akan berani melakukan
perbuatan yang haram.
Tema hadits dan ayat yang terkait :
1. Meninggalkan keragu-raguan : 14 : 10, 49 : 15, 2 : 2
الحديث الثاني عشر
HADITS KEDUA BELAS
عَنْ أَبِي هُرَیْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مِنْ
حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْآُهُ مَا لاَ یَعْنِيْهِ
[حدیث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا]
Kosa kata / : مفردات
ترك(ه) (dia) meninggalkan ( یعني(ه : penting (baginya)
Terjemah hadits :
Dari Abu Hurairah radhiallahunhu dia berkata : Rasulullah ε bersabda :
Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak
berguna baginya .
(Hadits Hasan riwayat Turmuzi dan lainnya)
Pelajaran:
1. Termasuk sifat-sifat orang muslim adalah dia menyibukkan dirinya dengan
perkara-perkara yang mulia serta menjauhkan perkara yang hina dan rendah.
2. Pendidikan bagi diri dan perawatannya dengan meninggalkan apa yang tidak
bermanfaat didalamnya.
3. Menyibukkkan diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat adalah kesia-siaan
dan merupakan pertanda kelemahan iman.
4. Anjuran untuk memanfaatkan waktu dengan sesuatu yang manfaatnya
kembali kepada diri sendiri bagi dunia maupun akhirat.
5. Ikut campur terhadap sesuatu yang bukan urusannya dapat mengakibatkan
kepada perpecahan dan pertikaian diantara manusia.
Tema hadits dan ayat yang terkait :
1. Optimalisasi waktu dan potensi : 103 : 1-3, 2 : 148
2. Meninggalkan hidup terlena : 63 : 9, 31 : 6
الحديث الثالث عشر
HADITS KETIGA BELAS
هِ 􀑧 لَّى اللهُ عَلَيْ 􀑧 وْلِ اللهِ صَ 􀑧 ادِمُ رَسُ 􀑧 هُ، خَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 كٍ رَضِ 􀑧 نِ مَالِ 􀑧 سْ بْ 􀑧 زَةَ أَنَ 􀑧 ي حَمْ 􀑧 نْ أَبِ 􀑧 عَ
ا 􀑧 هِ مَ 􀑧 بَّ لأَ خِيْ 􀑧 ى یُحِ 􀑧 دُآُمْ حَتَّ 􀑧 ؤْمِنُ أَحَ 􀑧 الَ : لاَ یُ 􀑧 لَّمَ قَ 􀑧 هِ وَسَ 􀑧 لَّى اللهُ عَلَيْ 􀑧 وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَ
یُحِبُّ لِنَفْسِهِ [رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata / : مفردات
یحب : Mencintai ( ل)نفس(ه ) : (untuk) diri-(nya)
Terjemah hadits :
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah ε dari
Rasulullah ε, beliau bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga
dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Seorang mu’min dengan mu’min yang lainnya bagaikan satu jiwa, jika dia
mencintai saudaranya maka seakan-akan dia mencintai dirinya sendiri.
2. Menjauhkan perbuatan hasad (dengki) dan bahwa hal tersebut bertentangan
dengan kesempurnaan iman.
3. Iman dapat bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan
berkurang dengan kemaksiatan.
4. Anjuran untuk menyatukan hati.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Menyakiti saudara sama dengan menyakiti diri sendiri : 49 : 12,
2. Ukhuwwah Islamiah : 49 : 10, 3 : 103
الحديث الرابع عشر
HADITS KEEMPAT BELAS
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ یَحِلُّ
دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ یَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنِّي رَسُوْلُ اللهِ إِلاَّ بِإِحْدَى ثَلاَثٍ : الثَّيِّبُ
الزَّانِي، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالتَّارِكُ لِدِیْنِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ
[رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata / : مفردات
یحل : halal دم : darah
الثيب : yang sudah menikah الزاني : orang yang berzina
التارك : orang yang meninggalkan المفارق : memisahkan dirinya
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Ibnu Mas’ud radiallahuanhu dia berkata : Rasulullah ε bersabda : Tidak
halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan
bahwa saya (Rasulullah ε ) adalah utusan Allah kecuali dengan tiga sebab : Orang
tua yang berzina, membunuh orang lain (dengan sengaja), dan meninggalkan
agamanya berpisah dari jamaahnya. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Tidak boleh menumpahkan darah kaum muslimin kecuali dengan tiga sebab,
yaitu : zina muhshon (orang yang sudah menikah), membunuh manusia
dengan sengaja dan meninggalkan agamanya (murtad) berpisah dari jamaah
kaum muslimin.
2. Islam sangat menjaga kehormatan, nyawa dan agama dengan menjatuhkan
hukuman mati kepada mereka yang mengganggunya seperti dengan
melakukan zina, pembunuhan dan murtad.
3. Sesungguhnya agama yang disepakati adalah yang dipegang oleh jamaah
kaum muslimin, maka wajib dijaga dan tidak boleh keluar darinya.
4. Hukum pidana dalam Islam sangat keras, hal itu bertujuan untuk mencegah
(preventif) dan melindungi.
5. Pendidikan bagi masyarakat untuk takut kepada Allah ta’ala dan selalu
merasa terawasi oleh-Nya dan keadaan tersembunyi atau terbuka sebelum
dilaksanakannya hukuman.
6. Hadits diatas menunjukkan pentingnya menjaga kehormatan dan kesucian.
7. Dalam hadits tersebut merupakan ancaman bagi siapa yang membunuh
manusia yang diharamkan oleh Allah ta’ala.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Nyawa seorang muslim dilindungi : 4 : 93
3. Hukuman dalam Islam sebagai bagian dari perlindungan: 2 : 179
الحديث الخامس عشر
HADITS KELIMA BELAS
انَ 􀑧 نْ آَ 􀑧 الَ : مَ 􀑧 لَّمَ قَ 􀑧 عَنْ أَبِي هُرَیْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَ
یُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ آَانَ یُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ
فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ آَانَ یُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ .
[رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata / : مفردات
لِ)یَصْمُتْ ) : (hendaklah) dia diam یُكْرِم : memuliakan
جار(ه) : tetangga-(nya) ( ضَيْفَ(هُ : tamu-(nya)
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah ε bersabda:
Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau
diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia
menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (Riwayat Bukhori dan
Muslim)
Pelajaran :
1. Iman terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari.
2. Islam menyerukan kepada sesuatu yang dapat menumbuhkan rasa cinta dan
kasih sayang dikalangan individu masyarakat muslim.
3. Termasuk kesempurnaan iman adalah perkataan yang baik dan diam dari
selainnya .
4. Berlebih-lebihan dalam pembicaraan dapat menyebabkan kehancuran,
sedangkan menjaga pembicaraan merupakan jalan keselamatan.
5. Islam sangat menjaga agar seorang muslim berbicara apa yang bermanfaat
dan mencegah perkataan yang diharamkan dalam setiap kondisi.
6. Tidak memperbanyak pembicaraan yang diperbolehkan, karena hal tersebut
dapat menyeret kepada perbuatan yang diharamkan atau yang makruh.
7. Termasuk kesempurnaan iman adalah menghormati tetangganya dan
memperhatikanya serta tidak menyakitinya.
8. Wajib berbicara saat dibutuhkan, khususnya jika bertujuan menerangkan
yang haq dan beramar ma’ruf nahi munkar.
9. Memuliakan tamu termasuk diantara kemuliaan akhlak dan pertanda
komitmennya terhadap syariat Islam.
10. Anjuran untuk mempergauli orang lain dengan baik.
Tema hadits dan ayat-ayat Al Quran yang terkait :
1. Iman dan pengaruhnya dalam prilaku keseharian :
2. Menjaga perkataan : 50 : 18,
3. Hubungan baik dengan tetangga : 4 : 36,
4. Sikap mulia terhadap tamu : 51 : 24-27
الحديث السادس عشر
HADITS KEENAM BELAS
عَنْ أَبِي هُرَیْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي،
قَالَ : لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ [رواه البخاري]
Kosa kata / : مفردات
أَوْصِ(نِي) : nasihatilah لا : Jangan
(saya) ردّد : mengulanginya
تغضب : (engkau) marah مراراً : berkali-kali
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya
kepada Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah ) nasihatilah saya.
Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali.
Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah. (Riwayat Bukhiroi )
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Anjuran bagi setiap muslim untuk memberikan nasihat dan mengenal
perbuatan-perbuatan kebajikan, menambah wawasan ilmu yang bermanfaat
serta memberikan nasihat yang baik.
2. Larangan marah.
3. Dianjurkan untuk mengulangi pembicaraan hingga pendengar menyadari
pentingnya dan kedudukannya.
Tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Meninggalkan sifat pemarah : 3 : 159, 3 : 134
الحديث السابع عشر
HADITS KETUJUH BELAS
عَنْ أَبِي یَعْلَى شَدَّاد ابْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ : إِنَّ اللهَ آَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى آُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ
فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُآُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ .
[رواه مسلم]
Kosa kata / : مفردات
الإحسان : berlaku baik ( قتل(تم : (kalian) membunuh
القتلة : cara membunuh ( ذبح(تم : (kalian) menyembelih
الذبحة : cara menyembelih یحد : mengasah/ menajamkan
شفرت(ه) : pisau- (nya) / alat یرح : senangilah
menyembelih ( ذبيحت(ه : hewan sembelihan(nya)
Terjemah hadits / : ترحمة الحديث
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik
(ihsan) atas segala sesuatu . Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam
hal tersebut. Jika kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah
kalian mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya. (Riwayat
Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Syariat Islam menuntut perbuatan ihsan kepada setiap makhluk termasuk
diantaranya adalah hewan.
2. Tidak boleh menyiksa dan merusak tubuh sebagai sasaran dan tujuan, tidak
juga boleh menyayat-nyayat orang yang dihukum qishash.
3. Termasuk ihsan juga berbuat baik terhadap hewan ternak dan belas kasih
terhadapnya. Tidak boleh membebaninya diluar kemampuannya serta tidak
menyiksanya saat menyembelihnya.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Profesionalisme : 28 : 77
4. Berbuat baik hingga kepada seluruh makhluk (ihsan) : 2 : 195
الحديث الثامن عشر
HADITS KEDELAPAN BELAS
عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا آُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ
الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ ”
[رواه الترمذي وقال حدیث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]
Kosa kata / : مفردات
اتَّقِ (الله) : Bertakwalah (kepada حيثما : Dimana saja
Allah) السيئة : keburukan
أتبع : Ikutialh خالق : pergaulilah
تمح(ها) : menghapus-(nya) ب)خُلُق ) : (dengan) akhlak
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal
radhiallahuanhuma dari Rasulullah saw beliau bersabda : Bertakwalah kepada
Allah dimana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya
menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik “
(Riwayat Turmuzi, dia berkata haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan hasan
shahih).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Takwa kepada Allah merupakan kewajiban setiap muslim dan dia merupakan
asas diterimanya amal shaleh.
2. Bersegera melakukan ketaatan setelah keburukan secara langsung, karena
kebaikan akan menghapus keburukan.
3. Bersungguh-sungguh menghias diri dengan akhlak mulia.
4. Menjaga pergaulan yang baik merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan
ketenangan di dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat menghilangkan dampak
negatif pergaulan.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Takwa, bekal disetiap tempat dan waktu : 2 : 197
2. Akhlak mulia : 68 : 4
الحديث التاسع عشر
HADITS KESEMBILAN BELAS
لَّى 􀑧 يِّ صَ 􀑧 فَ النَّبِ 􀑧 عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : آُنْتُ خَلْ
ظِ 􀑧 كَ، احْفَ 􀑧 ظِ اللهَ یَحْفَظْ 􀑧 ا تٍ: اْحْفَ 􀑧 كَ آَلِمَ 􀑧 ي أُعَلِّمُ 􀑧 اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ یَوْماً، فَقَالَ : یَا غُلاَمُ إِنِّ
ةَ 􀑧 مْ أَنَّ اْلأُمَّ 􀑧 اللهِ، وَاعْلَ 􀑧 تَعِنْ بِ 􀑧 تَعَنْتَ فَاسْ 􀑧 أَلِ اللهَ وَإِذَا اسْ 􀑧 اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْ
كَ، وَإِنِ 􀑧 هُ اللهُ لَ 􀑧 دْ آَتَبَ 􀑧 يْءٍ قَ 􀑧 وْكَ إِلاَّ بِشَ 􀑧 مْ یَنْفَعُ 􀑧 يْءٍ لَ 􀑧 وْكَ بِشَ 􀑧 ى أَنْ یَنْفَعُ 􀑧 تْ عَلَ 􀑧 وْ اجْتَمَعَ 􀑧 لَ
تِ 􀑧 كَ، رُفِعَ 􀑧 هُ اللهُ عَلَيْ 􀑧 دْ آَتَبَ 􀑧 اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ یَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ یَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَ
اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفِ
[رواه الترمذي وقال : حدیث حسن صحيح وفي روایة غير الترمذي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ یَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ
مَا أَخْطَأَكَ لَمْ یَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ یَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ یُسْراً].
Kosa kata / : مفردات
خلف : dibelakang ( أُعَلِّمُ(ك : (saya) ajarkan (engkau)
اِحْفَظ : Peliharalah /jagalah ( تجاه(ك : dihadapan-(mu)
اسْتَعَنْ(تَ) : (engkau) minta ( اجتمع(ت : berkumpul.
pertolongan ( رو(ك 􀑧 یض : mendatangkan
bahaya
ینفعو(ك) : memberikan manfaat (kepadamu)
(kepadamu) الأقلام : bentuk jamak dari قلم
رُفِعَ(ت) : diangkat الصحف : bentuk jamak dari صحيفة
جَفَّ(ت) : kering yaitu: catatan.
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas radhiallahuanhuma, beliau berkata :
Suatu saat saya berada dibelakang nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau
bersabda : Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara:
Jagalah Allah1), niscaya dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan
selalu berada dihadapanmu2). Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika
kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah
sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat
kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat
sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka
berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu , niscaya mereka tidak akan
mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena
telah diangkat dan lembaran telah kering3) .
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata : Haditsnya hasan shahih). Dalam sebuah riwayat selain Turmuzi
dikatakan : Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya didepanmu. Kenalilah Allah di
waktu senggang niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang
ditetapkan luput darimu tidaklah akan menimpamu dan apa yang ditetapkan akan menimpamu
tidak akan luput darimu, ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran dan kemudahan
bersama kesulitan dan kesulitan bersama kemudahan).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / :الفوائد من الحديث
1. Perhatian Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam mengarahkan umatnya
serta menyiapkan generasi mu’min idaman.
2. Termasuk adab pengajaran adalah menarik perhatian pelajar agar timbul
keinginannya terhadap pengetahuan sehingga hal tersebut lebih terkesan
dalam dirinya.
3. Siapa yang konsekwen melaksanakan perintah-perintah Allah, nicsaya Allah
akan menjaganya di dunia dan akhirat.
4. Beramal saleh serta melaksanakan perintah Allah dapat menolak bencana dan
mengeluarkan seseorang dari kesulitan.
5. Tidak mengarahkan permintaan apapun (yang tidak dapat dilakukan
makhluk) selain kepada Allah semata.
6. Manusia tidak akan mengalami musibah kecuali berdasarkan ketetapan Allah
ta’ala .
7. Menghormati waktu dan menggunakannya kepada sesuatu yang bermanfaat
sebagaimana Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam memanfaatkan waktunya
saat beliau berkendaraan.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Menyiapkan generasi beriman : 4 : 9, 25 : 74, 46 :15
2. Allah tempat bergantung dan berlindung : 1 : 5, 112 : 2
3. Musibah dan keberuntungan hanya datang dari Allah : 64 : 11, 9 : 51, 7 :
188, 10 : 49.
الحديث العشرون
HADITS KEDUA PULUH
الَ 􀑧 الَ : قَ 􀑧 هُ قَ 􀑧 يَ الله عَنْ 􀑧 دْرِي رَضِ 􀑧 ارِي الْبَ 􀑧 رٍو الأَنْصَ 􀑧 نْ عَمْ 􀑧 ةَ بِ 􀑧 عُوْدٍ عُقْبَ 􀑧 ي مَسْ 􀑧 نْ أَبِ 􀑧 عَ
ى، إِذَا 􀑧 وَّةِ الأُوْلَ 􀑧 لاَمِ النُّبُ 􀑧 نْ آَ 􀑧 رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِ
لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ . [رواه البخاري ]
1. Maksudnya adalah bertakwalah kepada Allah dengan menjalankan perintahnya dan
menjauhkan larangannya.
2. Dengan pertolongan dan perlindungan-Nya.
3. Maksudnya adalah segala sesuatu telah ditakdirkan dan dibukukan pencatatannya oleh Allah
ta’ala.
Kosa kata / : مفردات
أدرك : diketahui, didapatkan النبوة : kenabian
لم : huruf nafi, artinya: tidak ( تستح (تستحي : (engkau) malu .
ف)اصنع ) : (maka) perbuatlah ( شِئْ(ت : (yang engkau) sukai
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry radhiallahuanhu dia
berkata: Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya ungkapan
yang telah dikenal orang-orang dari ucapan nabi-nabi terdahulu adalah : Jika
engkau tidak malu perbuatlah apa yang engkau suka . (Riwayat Bukhori)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Malu merupakan tema yang telah disepakati oleh para nabi dan tidak
terhapus ajarannya.
2. Jika seseorang telah meninggalkan rasa malu, maka jangan harap lagi
(kebaikan) darinya sedikitpun.
3. Malu merupakan landasan akhlak mulia dan selalu bermuara kepada
kebaikan. Siapa yang banyak malunya lebih banyak kebaikannya, dan siapa
yang sedikit rasa malunya semakin sedikit kebaikannya.
4. Rasa malu merupakan prilaku dan dapat dibentuk. Maka setiap orang yang
memiliki tanggung jawab hendaknya memperhatikan bimbingan terhadap
mereka yang menjadi tanggung jawabnya.
5. Tidak ada rasa malu dalam mengajarkan hukum-hukum agama serta
menuntut ilmu dan kebenaran . Allah ta’ala berfirman : “ Dan Allah tidak malu
dari kebenaran “ (33 : 53).
6. Diantara manfaat rasa malu adalah ‘Iffah (menjaga diri dari perbuatan
tercela) dan Wafa’ (menepati janji)
7. Rasa malu merupakan cabang iman yang wajib diwujudkan.
Tema hadits / : موضوعات الحديث
Menumbuhkan rasa malu sesuai proporsinya : 33 : 53
الحديث الحادي والعشرون
HADITS KEDUAPULUH SATU
الَ : 􀑧 هُ قَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 ي رَضِ 􀑧 عَنْ أَبِي عَمْرو، وَقِيْلَ : أَبِي عَمْرَةَ سُفْيَانُ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِ
لْ 􀑧 الَ : قُ 􀑧 رَكَ . قَ 􀑧 داً غَيْ 􀑧 هُ أَحَ 􀑧 أَلُ عَنْ 􀑧 وْلاً لاَ أَسْ 􀑧 لاَمِ قَ 􀑧 قُلْتُ : یَا رَسُوْلَ ا للهِ قُلْ لِي فِي اْلإِسْ
آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ [رواه مسلم]
Kosa kata / : مفردات
أسأل : (saya) bertanya تَقِم 􀑧 اِسْ : istiqomah-lah, berpegang
teguhlah.
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Amr, -ada juga yang mengatakan- : Abu ‘Amrah, Sufyan bin
Abdillah Ats Tsaqofi radhiallahuanhu dia berkata, saya berkata : Wahai
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, katakan kepada saya tentang Islam sebuah
perkataan yang tidak saya tanyakan kepada seorangpun selainmu. Beliau
bersabda: Katakanlah: saya beriman kepada Allah, kemudian berpegang teguhlah
. (Riwayat Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Iman kepada Allah ta’ala harus mendahului ketaatan.
2. Amal saleh dapat menjaga keimanan
3. Iman dan amal saleh keduanya harus dilaksanakan.
4. Istiqomah merupakan derajat yang tinggi .
5. Keinginan yang kuat dari para shahabat dalam menjaga agamanya dan
merawat keimanannya.
6. Perintah untuk istiqomah dalam tauhid dan ikhlas beribadah hanya kepada
Allah semata hingga mati.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Bertanya untuk mendapatkan kebaikan : 2 : 149, 2 : 512, 2 : 217, 2 : 219, 2 :
219, 2 :220.
3. Iman dan istiqomah : 41 : 30, 46 : 13, 72 : 16, 15 : 99
الحديث الثاني والعشرون
HADITS KEDUAPULUH DUA
أَلَ 􀑧 لاً سَ 􀑧 ا : أَنَّ رَجُ 􀑧 يَ اللهُ عَنْهُمَ 􀑧 ارِي رَضِ 􀑧 دِ اللهِ الأَنْصَ 􀑧 نِ عَبْ 􀑧 ابِرْ بْ 􀑧 دِ اللهِ جَ 􀑧 عَنْ أَبِي عَبْ
مْتُ 􀑧 اتِ، وَصُ 􀑧 لَّيْتُ اْلمَكْتُوْبَ 􀑧 تَ إِذَا صَ 􀑧 الَ : أَرَأَیْ 􀑧 لَّمَ فَقَ 􀑧 هِ وَسَ 􀑧 لَّى اللهُ عَلَيْ 􀑧 وْلَ اللهِ صَ 􀑧 رَسُ
ةَ 􀑧 لُ الْجَنَّ 􀑧 رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ، وَحَرَّمْت الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً، أَأَدْخُ
؟ قَالَ : نَعَمْ . [رواه مسلم]
Kosa kata / : مفردات
المكتوبات : Shalat-shalat fardu ( أحلل(تُ : (saya) menghalalkan
حرَّم(تُ) : (saya) mengharamkan هل / أ : Apakah
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Abdullah, Jabir bin Abdullah Al Anshary radhiallahuanhuma :
Seseorang bertanya kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, seraya berkata :
Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa
Ramadhan, Menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram1) dan saya
tidak tambah sedikitpun, apakah saya akan masuk surga ?. Beliau bersabda : Ya.
(Riwayat Muslim)
Catatan :
* Seseorang yang bertanya dalam riwayat diatas adalah : An Nu’man bin Qauqal.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / :الفوائد من الحديث
1. Setiap muslim dituntut untuk bertanya kepada ulama tentang syariat Islam,
tentang kewajibannya dan apa yang dihalalkan dan diharamkan baginya jika
hal tersebut tidak diketahuinya.
2. Penghalalan dan pengharaman merupan aturan syariat, tidak ada yang
berhak menentukannya kecuali Allah ta’ala.
3. Amal saleh merupakan sebab masuknya seseorang kedalam syurga.
1. Maksud mengharamkan yang haram adalah: menghindarinya dan maksud menghalalkan yang
halal adalah : mengerjakannya dengan keyakinan akan kehalalannya .
4. Keinginan dan perhatian yang besar dari para shahabat serta kerinduan
mereka terhadap syurga serta upaya mereka dalam mencari jalan untuk
sampai kesana.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Evaluasi diri / muhasabah : 59 : 18
2. Rindu syurga : 3 : 133, 66 : 11
3. Memperhatikan halal haram dalam kehidupan: 9 : 29, 66 : 1, 7 : 157
الحديث الثالث والعشرون
HADITS KEDUAPULUH TIGA
وْلُ اللهِ 􀑧 الَ رَسُ 􀑧 الَ : قَ 􀑧 هُ قَ 􀑧 عَنْ أَبِيْ مَالِكْ الْحَارِثِي ابْنِ عَاصِ مْ اْلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْ
بْحَانَ 􀑧 زَانِ، وَسُ 􀑧 لأُ الْمِيْ 􀑧 دُ للهِ تَمْ 􀑧 انِ، وَالْحَمْ 􀑧 صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الطُّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِیْمَ
وْرٌ، 􀑧􀑧 لاَةُ نُ 􀑧􀑧 مَاءِ وَ اْلأَرْضِ، وَالصَّ 􀑧􀑧 يْنَ السَّ 􀑧􀑧 ا بَ 􀑧􀑧 لآنِ – مَ 􀑧􀑧 لأُ – أَوْ تَمْ 􀑧􀑧 دُ للهِ تَمْ 􀑧􀑧 اللهِ وَالْحَمْ
ا 􀑧 هُ فَمُعْتِقُهَ 􀑧 اَئِعٌ نَفْسَ 􀑧 وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ . آُلُّ النَّاسِ یَغْدُو فَب
أَوْ مُوْبِقُهَا [رواه مسلم]
Kosa kata / : مفردات
الطهور : Bersuci شطر : Setengah, sebagian
تملأ (تملآن) : Memenuhi برهان : Bukti
یغدو : Berangkat (pagi hari) بائع : menjual
موبق : Menghancurkan معتق : Memerdekakan
ها pada kalimat موبق dan معتق kembali kepada kalimat نفس (jiwa) .
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Malik Al Haritsy bin ‘Ashim Al ‘Asy’ary radhiallahuanhu
dia berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Bersuci
sebagian dari iman, Al Hamdulillah dapat memenuhi timbangan1),
Subhanallah dan Al Hamdulillah dapat memenuhi antara langit dan
bumi, Sholat adalah cahaya2), shadaqah adalah bukti3), Al Quran
dapat menjadi saksi yang meringankanmu atau yang
memberatkanmu. Semua manusia berangkat menjual dirinya4), ada
yang membebaskan dirinya (dari kehinaan dan azab) ada juga yang
menghancurkan dirinya . (Riwayat Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Iman merupakan ucapan dan perbuatan, bertambah dengan amal
saleh dan keta’atan dan berkurang dengan maksiat dan dosa.
2. Amal perbuatan akan ditimbang pada hari kiamat dan dia
memiliki beratnya.
3. Bersuci merupakan syarat sahnya ibadah, karena itu harus
diperhatikan.
1. Maksudnya adalah timbangan kebaikan seorang hamba pada hari kiamat.
2. Dikatakan cahaya karena shalat dapat menunjukkan seseorang kepada perbuatan
yang baik.
3. Bukti akan kebenaran keimanannya.
4. Menjual dirinya baik kepada Allah ta’ala dengan menta’ati-Nya atau kepada
syetan dengan bermaksiat kepada-Nya.
4. Menjaga shalat akan mendatangkan petunjuk dan memperbaiki
kondisi seorang muslim terhadap manusia, membedakannya
dengan akhlaknya dan perilakunya, kewara’annya dan
ketakwaannya.
5. Seruan untuk berinfaq pada jalan-jalan kebaikan dan bersegera
melakukannya dimana hal tersebut merupakan pertanda
benarnya keimanan.
6. Anjuran untuk bersabar tatkala mengalami musibah, khususnya
apa yang dialami seorang muslim karena perbuatan amar ma’ruf
nahi munkar.
7. Semangat membaca Al Quran dengan pemahaman dan
mentadabburi (merenungkan) ma’nanya, menga-malkan
kandungan-kandungannya karena hal tersebut dapat memberi
syafaat bagi seorang hamba pada hari kiamat.
8. Seorang muslim harus menggunakan waktunya dan umurnya
dalam keta’atan kepada Allah ta’ala serta tidak mengabaikannya
karena kesibukan lainnya.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Keutamaan bersuci : 9 : 108, 2 : 222
2. Keutamaan dan kekuatan zikir : 8 : 45, 13 : 28
3. Shadaqah : 2 : 261, 57 : 18, 33 : 35.
4. Interaksi dengan Al Quran : 4 : 82, 7 : 204, 25 : 30
5. Perbuatan manusia kembali kepada dirinya : 17 : 7
الحديث الرابع والعشرون
HADITS KEDUAPULUH EMPAT
عَنْ أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فِيْمَا یَرْوِیْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ : یَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ
عَلىَ نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً، فَلاَ تَظَالَمُوا . یَا عِبَادِي آُلُّكُمْ ضَالٌّ
إِلاَّ مَنْ هَدَیْتُهُ، فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِآُمْ . یَا عِبَادِي آُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ
فَاسْتَطْعِمُوْنِي أَطْعِمْكُمْ . یَا عِبَادِي آُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ آَسَوْتُهُ
فَاسْتَكْسُوْنِي أَآْسُكُمْ . یَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَناَ أَغْفِرُ
الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً، فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ، یَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا
ضُرِّي فَتَضُرُّوْنِي، وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُوْنِي . یَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ
وَآخِرَآُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ آَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ
ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً . یَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَآُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ
آَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً .
یَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَآُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيْدٍ وَاحِدٍ
فَسَأَلُوْنِي فَأَعْطَيْتُ آُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ آَمَا
یَنْقُصُ الْمَخِيْطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ . یَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعَمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا
لَكُمْ ثُمَّ أُوْفِيْكُمْ إِیَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ
فَلاَ یَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ .
[رواه مسلم]
Kosa kata / : مفردات
تظالموا : (kalian) saling ضال : sesat
menzalimi استهدوني : Hendaklah kalian minta
هدی(ت)(ه) : (aku) berikan hidayah
(kepadanya)
hidayah dariku
جائع : Lapar ( أطعم(ت)(ه : (Aku) berikan
استطعموني : Mintalah makan makan (kepadanya)
kepada-Ku عار : Telanjang
آسو(ت)(ه) : (Aku) memberi
pakaian (kepadanya)
استكسوني : Mintalah pakaian
kepada-Ku.
تخطئون : (kalian) melakukan تبلغوا : (kalian) sampai, dapat
kesalahan زاد : Menambah
أتقى : Yang paling bertaqwa نقص : Mengurangi
أفجر : Orang yang paling المخيط : Jarum
durhaka ( أوفي(آم : (Aku) sempurnakan
صعيد : Tempat, bukit. (balasannya)(kepada kalian)
أحصي(ها) : (Aku) menghitung(nya)
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza
Wajalla bahwa Dia berfirman 1): Wahai hambaku, sesungguhya aku
telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah
menetapkan haramnya (kezaliman itu) diantara kalian, maka
janganlah kalian saling berlaku zalim. Wahai hambaku semua kalian
adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka mintalah
hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah.
Wahai hambaku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku
berikan kepadanya makanan, maka mintalah makan kepada-Ku
niscaya Aku berikan kalian makanan. Wahai hamba-Ku, kalian
semuanya telanjang kecuali siapa yang aku berikan kepadanya
pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku berikan
kalian pakaian. Wahai hamba-Ku kalian semuanya melakukan
kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa
semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya akan Aku
1. Hadits seperti ini disebut hadits qudsi, yaitu hadits yang maknanya dari Allah dan
redaksinya dari Rasulullah j.
ampuni. Wahai hamba-Ku sesungguhnya tidak ada kemudharatan
yang dapat kalian lakukan kepada-Ku sebagaimana tidak ada
kemanfaatan yang kalian berikan kepada-Ku. Wahai hambaku
seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai orang
terakhir, dari kalangan manusia dan jin semuanya berada dalam
keadaan paling bertakwa diantara kamu, niscaya hal tersebut tidak
menambah kerajaan-Ku sedikitpun . Wahai hamba-Ku seandainya
sejak orang pertama diantara kalian sampai orang terakhir, dari
golongan manusia dan jin diantara kalian, semuanya seperti orang
yang paling durhaka diantara kalian, niscaya hal itu mengurangi
kerajaan-Ku sedikitpun juga. Wahai hamba-Ku, seandainya sejak
orang pertama diantara kalian sampai orang terakhir semunya
berdiri di sebuah bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap
orang yang meminta Aku penuhi, niscaya hal itu tidak mengurangi
apa yang ada pada-Ku kecuali bagaikan sebuah jarum yang
dicelupkan di tengah lautan. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua
perbuatan kalian akan diperhitungkan untuk kalian kemudian
diberikan balasannya, siapa yang banyak mendapatkan kebaikaan
maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah dan siapa yang
menemukan selain (kebaikan) itu janganlah ada yang dicela kecuali
dirinya. (Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / :الفوائد من الحديث
1. Menegakkan keadilan diantara manusia serta haramnya
kezaliman diantara mereka merupakan tujuan dari ajaran Islam
yang paling penting.
2. Wajib bagi setiap orang untuk memudahkan jalan petunjuk dan
memintanya kepada Allah ta’ala.
3. Semua makhluk sangat tergantung kepada Allah dalam
mendatangkan kebaikan dan menolak keburukan terhadap
dirinya baik dalam perkara dunia maupun akhirat.
4. Pentingnya istighfar dari perbuatan dosa dan sesungguhnya Allah
ta’ala akan mengampuninya.
5. Lemahnya makhluk dan ketidakmampuan mereka dalam
mendatangkan kecelakaan dan kemanfaatan.
6. Wajib bagi setiap mu’min untuk bersyukur kepada Allah ta’ala
atas ni’mat-Nya dan taufiq-Nya.
7. Sesungguhnya Allah ta’ala menghitung semua perbuatan seorang
hamba dan membalasnya.
8. Dalam hadits terdapat petunjuk untuk mengevaluasi diri
(muhasabah) serta penyesalan atas dosa-dosa
Tema hadits dan ayat-ayat Al Quran yang terkait :
1. Besarnya bahaya kezaliman : 7 : 44, 10 : 13
2. Allah sumber hidayah dan rezeki : 18 : 17,
3. Kemurahan dan ampunan Allah ta’ala : 39 : 53, 7 : 156
4. Kebaikan dan keburukan akan kembali kepada manusia : 17
: 7, 47 : 38, 7 : 160
الحديث الخامس والعشرون
HADITS KEDUAPULUH LIMA
لَّى 􀑧 وْلِ اللهِ صَ 􀑧 حَابِ رَسُ 􀑧 نْ أَصْ 􀑧 اً مِ 􀑧 هُ : أَنَّ نَاس 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِ
بَ 􀑧 وْلَ اللهِ، ذَهَ 􀑧 ا رَسُ 􀑧 لَّمَ یَ 􀑧 هِ وَسَ 􀑧 لَّى اللهُ عَلَيْ 􀑧 يِّ صَ 􀑧 الُوا لِلنَّبِ 􀑧 لم قَ 􀑧 الله عليه وس
وْمُ، 􀑧 ا نَصُ 􀑧 وْمُوْنَ آَمَ 􀑧 لِّي، وَیَصُ 􀑧 ا نُصَ 􀑧 لُّوْنَ آَمَ 􀑧 اْلأُجُوْرِ یُصَ 􀑧 دُّثُوْرِ بِ 􀑧 لُ ال 􀑧 أَهْ
وَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ قَالَ : أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا یَتَصَدَّقُوْنَ
دَقَةً، 􀑧 دَةٍ صَ 􀑧 لِّ تَحْمِيْ 􀑧 دَقَةً وَآُ 􀑧 رَةٍ صَ 􀑧 : إِنَّ لَكُمْ بِكُلِّ تَسْبِيْحَ ةٍ صَدَقَةً وَآُلِّ تَكْبِيْ
دَقَةً 􀑧 رٍ صَ 􀑧 ن مُنْكَ 􀑧 يٍ عَ 􀑧 دَقَةً وَنَهْ 􀑧 الْمَعْرُوْفِ صَ 􀑧 رٍ بِ 􀑧 دَقَةً وَأَمْ 􀑧 ةٍ صَ 􀑧 لِّ تَهْلِيْلَ 􀑧 وَآُ
هْوَ تَهُ 􀑧 دُنَا شَ 􀑧 أْتِي أَحَ 􀑧 وْلَ اللهِ أَیَ 􀑧 ا رَسُ 􀑧 الُوا : یَ 􀑧 دَقَةً قَ 􀑧 دِآُمْ صَ 􀑧 عِ أَحَ 􀑧 ي بُضْ 􀑧 وَفِ
هِ 􀑧 انَ عَلَيْ 􀑧 رَامٍ أَآَ 􀑧 ي حَ 􀑧 عَهَا فِ 􀑧 وْ وَضَ 􀑧 تُمْ لَ 􀑧 الَ : أَرَأَیْ 􀑧 رٌ ؟ قَ 􀑧 ا أَجْ 􀑧 هُ فِيْهَ 􀑧 وَیَكُوْنُ لَ
وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ آَانَ لَهُ أَجْرٌ .
[رواه مسلم]
Kosa kata / : مفردات
الدثور bentuk jamak dari دثر : harta الأجور : jamak dari الأجر : pahala
yang banyak وزر : dosa
فضول : sesuatu yang berlebih
بضع : kemaluan (maksudnya
adalah: jima’)
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Dzar radhiallahuanhu : Sesungguhnya sejumlah orang
dari shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam 1) berkata kepada
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam: “ Wahai Rasululullah, orangorang
kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak,
mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana
kami puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka
(sedang kami tidak dapat melakukannya). (Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wa sallam) bersabda : Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian
1. Yang dimaksud dengang mereka adalah para shahabat Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam yang fakir dari kalangan Muhajirin.
jalan untuk bersedekah ? : Sesungguhnya setiap tashbih 1)
merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap
tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar
ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan setiap kemaluan
kalian2) merupakan sedekah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah
masakah dikatakan berpahala seseorang diantara kami yang
menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda : Bagaimana pendapat
kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram,
bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut
diletakkan pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan
pahala.
(Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Sikap bijak dalam menanggapi berbagai kondisi serta
mendatangkan kabar gembira bagi jiwa serta menenangkan
perasaan.
2. Para shahabat berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan.
3. Luasnya keutamaan Allah ta’ala serta banyaknya pintu-pintu
kebaikan yang dibuka bagi hamba-Nya.
4. Semua bentuk zikir sesungguhnya merupakan shodaqoh yang
dikeluarkan seseorang untuk dirinya.
5. Kebiasaan-kebiasaan mubah dan penyaluran syahwat yang
disyariatkan dapat menjadi ketaatan dan ibadah jika diiringi
dengan niat saleh.
6. Anjuran untuk meminta sesuatu yang dapat bermanfaat bagi
seorang muslim dan yang dapat meningkatkan dirinya ke derajat
yang lebih sempurna.
7. Didalam hadits ini terdapat keutamaan orang kaya yang
bersyukur dan orang fakir yang bersabar.
Tema hadits dan ayat-ayat Al Quran yang terkait :
1. Iri terhadap kebaikan orang lain:
2. Pintu-pintu kebaikan terbuka luas : 2 : 177, 5 : 2
3. Mencari yang halal dan menjauhkan yang haram :
5. Menggunakan sesuatu sesuai yang telah ditetapkan:
الحديث السادس والعشرون
HADITS KEDUAPULUH ENAM
هِ 􀑧 لَّى اللهُ عَلَيْ 􀑧 وْلُ اللهِ صَ 􀑧 الَ رَسُ 􀑧 الَ : قَ 􀑧 هُ قَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 رَةَ رَضِ 􀑧 عَنْ أَبِيْ هُرَیْ
مْسُ 􀑧 هِ الشَّ 􀑧 عُ فِيْ 􀑧 وْمٍ تَطْلُ 􀑧 لُّ یَ 􀑧 وَسَلَّمَ : آُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ، آُ
2. Tashbih adalah ucapan Shubhanallah.
1. Maksudnya adalah melakukan jima’ dengan istri.
عُ 􀑧 ا أَوْ تَرْفَ 􀑧 هُ عَلَيْهَ 􀑧 تَعْدِلُ بَيْ نَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُ
ى 􀑧 لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَ
الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ وَ تُمِيْطُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِیْقِ صَدَقَةٌ . [رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata / : مفردات
سلامَى : tulang pada telapak تعدل : berlaku adil, mendamaikan
tangan dan jari-jari (yang dimak- ترفع : mengangkat
sud adalah semua anggota tubuh) خطوة : langkah
تعين : menolong الأذى : gangguan, rintangan
متاع(ه) : harta benda (nya) يط 􀑧􀑧 تم : menyingkirkan,
menghilangkna
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Setiap anggota tubuh manusia
wajib disedekahi, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau
berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah,
engkau menolong seseorang yang berkendaraan lalu engkau bantu
dia untuk naik kendaraanya atau mengangkatkan barangnya adalah
sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika
engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan menghilangkan
gangguan dari jalan adalah sedekah.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Bersyukur kepada Allah ta’ala setiap hari atas kesehatan anggota
badan.
2. Allah telah menjadikan -sebagai rasa syukur terhadap ni’mat-
Nya- setiap anggota badan untuk menolong hamba-hamba Allah
ta’ala, bersedekah kepada mereka dengan menggunakannya
sesuai kemaslahatannya.
3. Temasuk sedekah adalah : Menahan tangan dan lisan untuk tidak
menyakiti orang lain, justru seharusnya digunakan untuk
menunaikan hak-hak setiap muslim.
4. Jasad harus dikeluarkan zakatnya sebagaimana harta ada
zakatnya. Zakat badan adalah melakukan perbuatan baik,
bersedekah dan pintu-pintunya banyak.
5. Anjuran untuk mendamaikan kedua belah fihak, tolong menolong,
mengucapkan kalimat yang baik, berjalan menuju shalat dan
menyingkirkan penghalang dari shalat.
6. Anjuran untuk membersihkan sarana-sarana umum.
7. Anjuran untuk melakukan keadilan, karena dengan keadilanlah
ditegakkan langit dan bumi.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Menolong sesama manusia : 5 : 2, 107 : 1-7
2. Menjaga kepentingan bersama :
3. Perkataan yang baik : 17 : 23, 33 : 32, 4 : 9
الحديث السابع والعشرون
HADITS KEDUAPULUH TUJUH
ه 􀑧 لَّى الله علي 􀑧 يِّ صَ 􀑧 نِ النَّبِ 􀑧 هُ، عَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 مْعَانَ رَضِ 􀑧 نِ سَ 􀑧 وَّاسِ ب 􀑧 نْ النَّ 􀑧 عَ
تَ أَنْ 􀑧 كَ وَآَرِهْ 􀑧 ي نَفْسِ 􀑧 اكَ فِ 􀑧 ا حَ 􀑧 مُ مَ 􀑧 قِ وَاْلإِثْ 􀑧 نُ الْخُلُ 􀑧 رُّ حُسْ 􀑧 الَ : الْبِ 􀑧 لم قَ 􀑧 وس
یَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ . [رَوَاهُ مُسْلِم] .
لَّى اللهُ 􀑧 وْلَ اللهِ صَ 􀑧 وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ رَسُ
كَ، 􀑧 تَ فْتِ قَلْبَ 􀑧 عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : جِئْتَ تَسْألُ عَنِ الْبِرِّ قُلْتُ : نَعَمْ، قَالَ : اِسْ
ي 􀑧 اكَ فِ 􀑧 ا حَ 􀑧 مُ مَ 􀑧 بُ، وَاْلإِثْ 􀑧 هِ الْقَلْ 􀑧 أَنَّ إِلَيْ 􀑧 نَّفْسُ وَاطْمَ 􀑧 هِ ال 􀑧 تْ إِلَيْ 􀑧 ا اطْمَأَنَّ 􀑧 رُّ مَ 􀑧 الْبِ
النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ ”
[حدیث حسن رویناه في مسندي الإمامين أحمد بن حنبل والدارمي بإسناد حسن]
Kosa kata / : مفردات
البر : Kebaikan الإثم : Dosa
حاك : Mengganggu یطَّلِع : Diketahui, diselidiki
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu , dari Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : “Kebaikan adalah akhlak
yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan
engkau tidak suka jika diketahui manusia “ Riwayat Muslim. Dan
dari Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata : Saya
mendatangi Rasulullah saw, lalu beliau bersabda : Engkau datang
untuk menanyakan kebaikan ?, saya menjwab : Ya. Beliau bersabda :
Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan
hati tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu
jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orangorang
memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya.
(Hadits hasan kami riwayatkan dari dua musnad Imam Ahmad bin Hanbal
dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Tanda perbuatan dosa adalah timbulnya keragu-raguan dalam
jiwa dan tidak suka kalau hal itu diketahui orang lain.
2. Siapa yang ingin melakukan suatu perbuatan maka hendaklah
dia menanyakan hal tersebut pada dirinya .
3. Anjuran untuk berakhlak mulia karena akhlak yang mulia
termasuk unsur kebaikan yang sangat besar.
4. Hati seorang mu’min akan tenang dengan perbuatan yang halal
dan gusar dengan perbuatan haram.
5. Melihat terlebih dahulu ketetapan hukum sebelum mengambil
tindakan. Ambillah yang paling dekat dengan ketakwaan dan
kewara’an dalam agama.
6. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam ketika menyampaikan
sesuatu kepada para shahabatnya selalu mempertimbangkan
kondisi mereka.
7. Perhatian Islam terhadap pendidikan sisi agama yang bersifat
internal dalam hati orang beriman dan meminta keputusannya
sebelum mengambil tindakan.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Kebenaran melahirkan ketenangan hati : 8 : 10, 13 : 28
2. Hati-hati dalam memberi fatwa : 17 : 36
3. Hati yang sehat sensitif terhadap keburukan :
الحديث الثامن والعشرون
HADITS KEDUAPULUH DELAPAN
عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَاریةَ رَضي الله عنه قَالَ : وَعَظَنَا
رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عليه وسلم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ، وَذَرِفَتْ
مِنْهَا الْعُيُوْنُ، فَقُلْنَا : یَا رَسُوْلَ اللهِ، آَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَأَوْصِنَا، قَالَ
: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ
عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ یَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً آًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ
الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِیْنَ الْمَهْدِیِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِیَّاآُمْ وَمُحْدَثَاتِ
اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ آُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
[رَوَاه داود والترمذي وقال : حدیث حسن صحيح]
Kosa kata / : مفردات
وعظ(نا) : menasihati (kami) موعظة : Nasihat
وجل(ت) : takut القلوب bentuk jamak dari قلب : hati
تأَمَّر : Memerintah ( یعش (یعيش : hidup
علي(آم) : Kalian harus ( إیا(آم : Kalian jangan
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Najih Al Irbadh bin Sariah radhiallahuanhu dia berkata :
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam memberikan kami nasehat yang
membuat hati kami bergetar dan air mata kami bercucuran. Maka
kami berkata : Ya Rasulullah, seakan-akan ini merupakan nasehat
perpisahan, maka berilah kami wasiat. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “ Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada
Allah ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun
yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena diantara kalian
yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perselisihan.
Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran
Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah
dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari
perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah
sesat “
(Riwayat Abu Daud dan Turmuzi, dia berkata : hasan shahih)
Pelajaran:
1. Bekas yang dalam dari nasehat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa
sallam dalam jiwa para shahabat. Hal tersebut merupakan
tauladan bagi para da’i di jalan Allah ta’ala.
2. Taqwa merupakan yang paling penting untuk disampaikan
seorang muslim kepada muslim lainnya, kemudian mendengar
dan ta’at kepada pemerintah selama tidak terdapat didalamnya
maksiat.
3. Keharusan untuk berpegang teguh terhadap sunnah Nabi dan
sunnah Khulafaurrasyidin, karena didalamnya terdapat
kemenangan dan kesuksesan, khususnya tatkala banyak terjadi
perbedaan dan perpecahan.
4. Hadits ini menunjukkan tentang sunnahnya memberikan wasiat
saat berpisah karena didalamnya terdapat kebaikan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat.
5. Larangan untuk melakukan hal yang baru dalam agama (bid’ah)
yang tidak memiliki landasan dalam agama.
Tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Anjuran berwasiat menjelang kematian : 2 :180
2. Berpegang teguh kepada sunnah Rasul dan menjauhi bid’ah : 59 :
7, 57 : 27
3. Patuh kepada pimpinan : 4 : 59
الحديث التاسع والعشرون
HADITS KEDUAPULUH SEMBILAN
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ یَا رَسُوْلَ اللهِ، أَخْبِرْنِي
بِعَمَلٍ یُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَیُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ : لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ،
وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلىَ مَنْ یَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ : تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ
شَيْئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّآَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ،
ثُمَّ قَالَ : أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ
الْخَطِيْئَةَ آَمَا یُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ، ثُمَّ
قَالَ : { تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ.. –حَتَّى بَلَغَ- یَعْمَلُوْنَ}ُ ثمَّ قَالَ :
أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وُعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ بَلَى یَا رَسُوْلَ
اللهِ قَالَ : رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ.
ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ آُلِّهِ ؟ فَقُلْتُ : بَلىَ یَا رَسُوْلَ اللهِ . فَأَخَذَ
بِلِسَانِهِ وَقَالِ : آُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ : یَا نَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا
نَتَكَلَّمَ بِهِ ؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ یَكُبَّ النَاسُ فِي النَّارِ عَلَى
وُجُوْهِهِمْ –أَوْ قَالَ : عَلىَ مَنَاخِرِهِمْ – إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ . [رواه الترمذي وقال
: حدیث حسن صحيح]
Kosa kata / : مفردات
یسير : Mudah جُنَّة : Tameng, pelindung
تطفئ : Memadamkan جوف الليل : Pertengahan malam
تتجافى : jauh. ( جنوب(هم : jamak dari : جنب
مضاجع jamak dari مضجع : tempat Pinggang
berbaring, tempat tidur عمود : tiang
ذروة : Puncak سنام : Punuk onta
ملاك : kunci semuanya آُفَّ : Tahanlah
یكب : Dimasukkan ( مناخر(هم : jamak dari : منخر
حصائد : jamak dari حصيدة : hidung
panen, buah, akibat ألسنة jamak dari : لسان
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Mu’az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata : Saya berkata :
Ya Rasulullah, beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat
memasukkan saya ke dalam syurga dan menjauhkan saya dari
neraka, beliau bersabda: Engkau telah bertanya tentang sesuatu
yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang
dimudahkan Allah ta’ala, : Beribadah kepada Allah dan tidak
menyekutukannya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan
zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda: Maukah engkau aku beritahukan
tentang pintu-pintu syurga ?; Puasa adalah benteng, Sodaqoh akan
mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api,
dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail), kemudian
beliau membacakan ayat (yang artinya) : “ Lambung mereka jauh dari
tempat tidurnya….”. Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku
beritahukan pokok dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya ?,
aku menjawab : Mau ya Nabi Allah. Pokok perkara adalah Islam,
tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah Jihad. Kemudian
beliau bersabda : Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika
kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu ?, saya berkata :
Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu
bersabda: Jagalah ini (dari perkataan kotor/buruk). Saya berkata: Ya
Nabi Allah, apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita
bicarakan ?, beliau bersabda: Ah kamu ini, adakah yang
menyebabkan seseorang terjungkel wajahnya di neraka –atau sabda
beliau : diatas hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh
lisan-lisan mereka .
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shaheh)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Perhatian shahabat yang sangat besar untuk mela-kukan amal
yang dapat memasukkan mereka ke syurga.
2. Amal perbuatan merupakan sebab masuk syurga jika Allah
menerimanya dan hal ini tidak bertentangan dengan sabda
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam “Tidak masuk syurga setiap
kalian dengan amalnya ”. Makna hadits tersebut adalah bahwa
amal dengan sendirinya tidak berhak memasukkan seseorang ke
syurga selama Allah belum menerimanya dengan karunia-Nya dan
Rahmat-Nya.
3. Mentauhidkan Allah dan menunaikan kewajibannya adalah sebab
masuknya seseorang kedalam syurga.
4. Shalat sunnah setelah shalat fardhu merupakan sebab kecintaan
Allah ta’ala kepada hambanya.
5. Bahaya lisan dan perbuatannya akan dibalas dan bahwa dia dan
mencampakkan seseorang ke neraka karena ucapannya.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Hakekat keselamatan; masuk syurga dan terhindar dari neraka
: 3 : 185
2. Allah memudahkan setiap upaya kebaikan : 2 : 185
3. Qiyamullail : 17 : 79
4. Keutamaan Jihad : 61 : 11, 9 : 19
5. Menjaga lisan : 50 : 18
الحديث الثلاثون
HADITS KETIGAPULUH
عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِي جُرْثُوْمِ بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُوْلِ
اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى فَرَضَ فَرَائِضَ فَلاَ
تُضَيِّعُوْهَا، وَحَدَّ حُدُوْداً فَلاَ تَعْتَدُوْهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلاَ تَنْتَهِكُوْهَا،
وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلاَ تَبْحَثُوا عَنْهَا.
[حدیث حسن رواه الدارقطني وغيره] .
Dari Abi Tsa’labah Al Khusyani Jurtsum bin Nasyir
radhiallahuanhu, dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dia berkata
: Sesungguhnya Allah ta’ala telah menetapkan kewajiban-kewajiban,
maka janganlah kalian mengabaikannya, dan telah menetapkan
batasan-batasannya janganlah kalian melampauinya, Dia telah
mengharamkan segala sesuatu, maka janganlah kalian
melanggarnya, Dia mendiamkan sesuatu sebagai kasih sayang buat
kalian dan bukan karena lupa jangan kalian mencari-cari tentangnya
.
(Hadits hasan riwayat Daruquthni dan lainnya).
(Hadits ini dikatagorikan sebagai hadits dho’if 1). Lihat Qowa’id wa Fawa’id Minal
Arbain An Nawawiah, karangan Nazim Muhammad Sulthan, hal. 262. Lihat pula
Misykatul Mashabih, takhrij Syekh Al Albani, hadits no. 197, juz 1. Lihat pula Jami’ Al
Ulum wal Hikam,oleh Ibnu Rajab).
الحديث الحادي والثلاثون
HADITS KETIGAPULUH SATU
عَنْ أَبِي الْعَبَّاس سَهْل بِنْ سَعْد السَّاعِدِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : جَاءَ
رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : یاَ رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِي عَلَى
عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ، فَقَالَ : ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا یُحِبُّكَ
اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا عِنْدَ النَّاسِ یُحِبُّكَ النَّاسُ .
[حدیث حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة]
Kosa kata / : مفردات
دل(ني) : Tunjukkan ( أحب(ني : Mencintai(-ku)
(kepadaku) ازهد : Bersikap zuhud-lah
Terjemah hadits / ترجمة الحديث
Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi radhiallahuanhu dia
berkata : Seseorang mendatangi Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam,
maka beliau berkata : Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku
sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan manusia akan
mencintaiku, maka beliau bersabda: Zuhudlah terhadap dunia maka
engkau akan dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada
pada manusia maka engkau akan dicintai manusia.
1. Hadits dho’if adalah hadits yang lemah kedudukannya dan tidak dapat dijadikan
sebagai dalil.
(Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad hasan) .
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / :الفوائد من الحديث
1. Menuntut kecukupan terhadap dunia adalah perkara wajib,
sedang zuhud adalah tidak adanya keter-gantungan dan
terpusatnya perhatian terhadapnya .
2. Bersikap qanaah terhadap rizki yang halal dan ridho terhadapnya
serta bersikap ‘iffah dari perbuatan haram dan hati-hati terhadap
syubhat.
3. Jiwa yang merasa cukup dan iffah serta berkorban dengan harta
dan jiwa di jalan Allah merupakan hakekat zuhud.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Zuhud : 18 : 45-46, 29 : 64, 102 : 1-5
2. Menghindari penyakit hasad (dengki) :
الحديث الثاني والثلاثون
HADITS KETIGAPULUH DUA
وْلَ اللهِ 􀑧 هُ أَنَّ رَسُ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 دْرِي رَضِ 􀑧 نَانِ الْخُ 􀑧 نِ سِ 􀑧 عْدُ بْ 􀑧 عِيْدٍ س 􀑧 ي سَ 􀑧 عَنْ أَبِ
صَلَّى الله عليه وسلَّمَ قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
رو 􀑧 نْ عَمْ 􀑧 لاً عَ 􀑧 أ مُرْسَ 􀑧 ي الْمُوَطَّ 􀑧 ك فِ 􀑧 نَداً، وَرَوَاهُ مَالِ 􀑧 ا مُسْ 􀑧 [حَدِیْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه وَالدَّارُقُطْنِي وَغَيْرُهُمَ
بْنِ یَحْيَى عَنْ أَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْقَطَ أَبَا سَعِيْدٍ وَلَهُ طُرُقٌ یُقَوِّي بَعْضُهَا بَعْضاً]
Kosa kata / : مفردات
ضرر :membahayakan diri رار 􀑧 ض :menimbulkan bahaya
terhadap orang lain
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al Khudri radhiallahuanhu,
sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : “ Tidak boleh melakukan
perbuatan(mudharat) yang mencelakakan diri sendiri dan orang lain “
(Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Daruqutni serta selainnya dengan
snad yang bersambung, juga diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Muwattho’ secara
mursal dari Amr bin Yahya dari bapaknya dari Rasulul-lah saw, dia tidak
menyebutkan Abu Sa’id. Akan tetapi dia memiliki jalan-jalan yang menguatkan
sebagiannya atas sebagian yang lain).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / :الفوائد من الحديث
1. Larangan melakukan sesuatau yang berbahaya.
2. termasuk sesuatu yang diharamkan adalah sesuatu yang
berbahaya seperti rokok, mengendarai kendaraan dengan
ceroboh
الْحَدِيث الثالث والثلاثون
HADITS KETIGA PULUH TIGA
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم :
نَّ 􀑧 اءَهُمْ، لَكِ 􀑧 وْمٍ وَدِمَ 􀑧 وَالَ قَ 􀑧 الٌ أَمْ 􀑧 ى رِجَ 􀑧 دَعْوَاهُمْ، لاَدَّعَ 􀑧 اسُ بِ 􀑧 ى النَّ 􀑧 وْ یُعْطَ 􀑧 لَ
الْبَيِّنَةَ عَلَى الْمُدَّعِيْ وَالْيَمِيْنَ عَلَى مَنْ أَنْكَرَ )) .
[حدیث حسن رواه البيهقي وغيره هكذا، وبعضه في الصحيحين]
Kosa kata / : مفردات
یُعطَى : Diberikan ادعى : Menuduh
البيِّنة : Bukti المدعي : Orang yang menuduh
اليمين : Sumpah انكر : Mengingkari
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, sesungguhnya Rasulullah saw :
Seandainya setiap pengaduan manusia diterima, niscaya setiap orang
akan mengadukan harta suatu kaum dan darah mereka, karena itu
(agar tidak terjadi hal tersebut) maka bagi pendakwa agar
mendatangkn bukti dan sumpah bagi yang mengingkarinya“ .
(Hadits hasan riwayat Baihaqi dan lainnya yang sebagiannya terdapat dalam As
Shahihain)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Seorang hakim harus meminta dari kedua orang yang bersengketa
sesuatu yang dapat menguatkan pengakuan mereka.
2. Seorang hakim tidak boleh memutuskan sebuah perkara dengan
menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.
3. Pada dasarnya seseorang bebas dari tuduhan hingga terbukti
perbuatan jahatnya.
4. Seorang hakim harus berusaha keras untuk mengetahui
permasalahan sebenarnya dan menjelaskan hukumnya
berdasarkan apa yang tampak baginya.
5. Bersumpah hanya diperbolehkan atas nama Allah.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Hukum harus ditegakkan : 4 : 65, 24 : 51
2. Penegakkan hukum harus berdasarkan prinsip yang jelas : 24 : 4,
24 : 23
الحديث الرابع والثلاثون
HADITS KETIGA PULUH EMPAT
لى 􀑧 وْلَ اللهِ ص 􀑧 مِعْتُ رَسُ 􀑧 عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَ
مْ 􀑧 إِنْ لَ 􀑧 دِهِ، فَ 􀑧 رْهُ بِيَ 􀑧 راً فَلْيُغَيِّ 􀑧 نْكُمْ مُنْكَ 􀑧 نْ رَأَى مِ 􀑧 وْلُ : مَ 􀑧 لم یَقُ 􀑧 ه وس 􀑧 الله علي
یَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ یَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِیْمَانِ [رواه مسلم]
Kosa kata / : مفردات
یغَيِّر : Merubah أضعف : Yang paling lemah
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya
mendengar Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Siapa yang
melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak
mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka
(tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya
iman. (Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Menentang pelaku kebatilan dan menolak kemunkaran adalah
kewajiban yang dituntut dalam ajaran Islam atas setiap muslim
sesuai kemampuan dan kekuatannya.
2. Ridho terhadap kemaksiatan termasuk diantara dosa-dosa besar.
3. Sabar menanggung kesulitan dan amar ma’ruf nahi munkar.
4. Amal merupakan buah dari iman, maka menyingkirkan
kemunkaran juga merupakan buahnya keimanan.
5. Mengingkari dengan hati diwajibkan kepada setiap muslim,
sedangkan pengingkaran dengan tangan dan lisan berdasarkan
kemampuannya.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Keutamaan mengatasi kemunkaran : 5 : 78, 7 : 165
2. Realisasi iman : 2 : 278, 3 : 139, 5 : 23,
3. Tingkatan iman : 8 : 2
الحديث الخامس والثلاثون
HADITS KETIGAPULUH LIMA
ه 􀑧 لى الله علي 􀑧 وْلُ اللهِ ص 􀑧 الَ رَسُ 􀑧 الَ : قَ 􀑧 هُ قَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 رَةَ رَضِ 􀑧 عَنْ أَبِي هُرَیْ
عْ 􀑧 دَابَرُوا وَلاَ یَبِ 􀑧 وا وَلاَ تَ 􀑧 وا وَلاَ تَبَاغَضُ 􀑧 دُوا وَلاَ تَنَاجَشُ 􀑧 لم : لاَ تَحَاسَ 􀑧 وس
لِمِ 􀑧 و الْمُسْ 􀑧 لِمُ أَخُ 􀑧 اً . الْمُسْ 􀑧 ادَ اللهِ إِخْوَان 􀑧 وا عِبَ 􀑧 بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَآُوْنُ
ى 􀑧 يْرُ إِلَ 􀑧 ا –وَیُشِ 􀑧 وَى هَهُنَ 􀑧 رُهُ . التَّقْ 􀑧 لاَ یَظْلِمُهُ وَلاَ یَخْذُلُهُ وَلاَ یَكْذِبُهُ وَلاَ یَحْقِ
لِمَ، 􀑧 اهُ الْمُسْ 􀑧 رَ أَخَ 􀑧 رِّ أَنْ یَحْقِ 􀑧 نَ الشَّ 􀑧 صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ – بِحَسَبِ امْرِئٍ مِ
آُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ [رواه مسلم]
Kosa kata / : مفردات
دوا 􀑧􀑧 تحاس : (kalian) saling
dengki
وا 􀑧􀑧 تناجش : (kalian) saling
menipu
وا 􀑧􀑧 تباغض : (kalian) saling
membenci
دابرو ا 􀑧 ت : (kalian) saling memutuskan
hubungan
یبع (یبيع) : menjual ( یخذل(ه : Merendahkan-(nya)
یحقر(ه) : Menghina-(nya) ( صدر(ه : dada (nya)
بحسب : Cukup
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Janganlah kalian saling dengki,
saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan
janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang
lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. . Seorang
muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak
menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan
tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya
sebanyak tiga kali-). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika
dia menghina saudaranya yang muslim . Setiap muslim atas muslim
yang lain; haram darahnya, hartanya dan kehormatannya “ (Riwayat
Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Larangan untuk saling dengki .
2. Larangan untuk berbuat keji dan menipu dalam urusan jual beli.
3. Diharamkan untuk memutuskan hubungan terhadap muslim.
Sebaliknya harus dijaga persaudaraan dan hak-haknya karena
Allah ta’ala.
4. Islam bukan hanya aqidah dan ibadah saja, tetapi juga
didalamnya terdapat urusan akhlak dan muamalah.
5. Hati merupakan sumber rasa takut kepada Allah ta’ala.
6. Taqwa merupakan barometer keutamaan dan timbangan
seseorang.
7. Islam memerangi semua akhlak tercela karena hal tersebut
berpengaruh negatif dalam masyarakat Islam.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Menciptakan pergaulan yang baik dan harmonis : 49 : 10
2. Realisasi ukhuwah Islamiyah : 9 : 71
3. Barometer kehidupan; Taqwa : 49 : 13
4. Dihormatinya hak dan martabat seorang muslim: 5 : 32, 22 : 30
الحديث السادس والثلاثون
HADITS KETIGAPULUH ENAM
عَنْ أَبِي هُرَیْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ آُرْبَةً مِنْ آُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ آُرْبَةً مِنْ
آُرَبِ یَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ یَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ یَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا
وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ
الْعَبْدِ مَا آاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ. وَمَنْ سَلَكَ طَرِیْقاً یَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً
سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِیْقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ
یَتْلُوْنَ آِتَابَ اللهِ وَیَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ
الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَآَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَأَ فِي
عَمَلِهِ لَمْ یُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ .
Kosa kata / : مفردات
نفَّس : Meringankan atau ( آربة (آرب : Cobaan berat
menghilangkan مُعْسِر : Orang yang kesulitan
یسَّرَ : Memudahkan عون : Pertolongan
سهّل : Memudahkan
یتدارسون(ه) : (Mereka) saling
mempelajari-(nya)
ستَرَ : Menutupi
سلك : Menempuh
اجتمع : Berkumpul
السكينة : Ketenangan
غشيت(هم) : Liputi, curahkan
حفت(هم) : mengelilingi (mereka) (kepada mereka)
یسرع : Segera بطأ : Lambat
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah saw bersabda
: Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai
kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan
kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan
orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya
di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim
Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu
menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa
yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah
mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di
salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan
mempelajarinya diantara mereka, niscaya akan diturunkan kepada
mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan
mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada
makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak
akan dipercepat oleh nasabnya.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : الفوائد من الحديث
1. Siapa yang membantu seorang muslim dalam menyelesaikan
kesulitannya, maka akan dia dapatkan pada hari kiamat sebagai
tabungannya yang akan memudahkan kesulitannya di hari yang
sangat sulit tersebut.
2. Sesungguhnya pembalasan disisi Allah ta’ala sesuai dengan jenis
perbuatannya.
3. Berbuat baik kepada makhluk merupan cara untuk mendapatkan
kecintaan Allah ta’ala.
4. Membenarkan niat dalam rangka mencari ilmu dan ikhlas
didalamnya agar tidak menggugurkan pahala sehingga amalnya
dan kesungguhannya sia-sia.
5. Memohon pertolongan kepada Allah ta’ala dan kemudahan dari-
Nya, karena ketaatan tidak akan terlaksana kecuali karena
kemudahan dan kasih sayang-Nya.
6. Selalu membaca Al Quran, memahaminya dan mengamalkannya.
7. Keutamaan duduk di rumah Allah untuk mengkaji ilmu.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Menumbuhkan kepekaan sosial : 107 : 1-7, 70 : 24
2. Menjaga nama baik seseorang : 49 : 11
3. Menumbuhkan tradisi ilmiah : 96 : 1, 170 : 36.
4. Berinteraksi terhadap Al Quran : 73 : 4, 47 : 24, 33 : 36
الحديث السابع والثلاثون
Hadits ketigapuluh tujuh
عَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلى الله عليه وسلم
فِيْمَا یَرْوِیْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : إِنَّ اللهَ آَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ،
ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ : فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ یَعْمَلْهَا آَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً آَامِلَةً، وَإِنْ
هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا آَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى
أَضْعَافٍ آَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ یَعْمَلْهَا آَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً آَامِلَةً،
وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا آَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً ”
[رواه البخاري ومسلم في صحيحهما بهذه الحروف]
Kosa kata / : مفردات
بيَّن : Menjelaskan همَّ : Menjelaskan
ضعف (أضعاف) : Kelipatan سئية : Keburukan
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, dari Rasulullah saw
sebagaimana dia riwayatkan dari Rabbnya Yang Maha Suci dan Maha
Tinggi : Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan
keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut : Siapa yang ingin
melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka
dicatat disisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Dan jika dia berniat
melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka Allah akan
mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat
bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat
melaksanakan keburukan kemudian dia tidak melaksanakannya
maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat
kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya sebagai satu
keburukan.
(Riwayat Bukhori dan Muslim dalam kedua shahihnya dengan redaksi ini).
Pelajaran.
1. Kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya yang beriman sangat
luas dan ampunannya menyeluruh sedang pemberian-Nya tidak
terbatas.
2. Sesungguhnya apa yang tidak kuasa oleh manusia, dia tidak
diperhitungkan dan dipaksa menunaikannya.
3. Allah tidak menghitung keinginan hati dan kehendak perbuatan
manusia kecuali jika kemudian dibuktikan dengan amal
perbuatan dan praktek.
4. Seorang muslim hendaklah meniatkan perbuatan baik selalu dan
membuktikannya, diharapkan dengan begitu akan ditulis
pahalanya dan ganjarannya dan dirinya telah siap untuk
melaksanakannya jika sebabnya telah tersedia.
5. Semakin besar tingkat keikhlasan semakin berlipat-lipat pahala
dan ganjaran.
Tema hadits / : موضوعات الحديث
Anjuran berlomba-lomba untuk kebaikan : 2 : 148, 23 : 61
الحديث الثامن والثلاثون
Hadits Ketigapuluh delapan
ه 􀑧 لى الله علي 􀑧 وْلُ اللهِ ص 􀑧 ا لَ رَسُ 􀑧 الَ : قَ 􀑧 هُ قَ 􀑧 يَ اللهُ عَنْ 􀑧 رَةَ رَضِ 􀑧 عَنْ أَبِي هُرَیْ
ا 􀑧 الْحَرْبِ، وَمَ 􀑧 هُ بِ 􀑧 دْ آذَنْتُ 􀑧 ا فَقَ 􀑧 وسلم : إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ : مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّ
دِي 􀑧 تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ یَزَالُ عَبْ
هِ 􀑧 مَعُ بِ 􀑧 ذِي یَسْ 􀑧 یَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِا لنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ آُنْتُ سَمْعَهُ الَّ
وَبَصَرَهُ الَّذِي یُبْصِرُ بِهِ، وَیَدَهُ الَّتِي یَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي یَمْشِي بِهَا،
وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ [رواه البخاري]
Kosa kata / : مفردات
عادى : Memusuhi ( آذن(ت)(ه : (Aku) izinkan,
تقرب : Mendekatkan diri, beribadah umumkan (kepadanya)
النوافل jamak dari نافلة (perkara- ( افترض(ت)(ه : (Aku) wajibkan
perkara sunnah) (padanya)
استعاذ(ني) : Minta perlindungan یبطش : Memukul, menampar.
(kepada-Ku) ( أعيذن(ه : (Aku) lindungi (dia)
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu berkata : Rasulullah saw
bersabda : Sesungguhya Allah ta’ala berfirman : Siapa yang
memusuhi waliku maka Aku telah mengumumkan perang
dengannya. Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang
lebih aku cintai kecuali dengan beribadah dengan apa yang telah
Aku wajibkan kepadanya. Dan hambaku yang selalu mendekatkan
diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah diluar yang
fardhu) maka Aku akan mencintainya dan jika Aku telah
mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan
untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat,
tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang
digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya akan
aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan
Aku lindungi “ Riwayat Bukhori.
Pelajaran yang dapat diambil dari hadits/ :الفوائد من الحديث
1. Besarnya kedudukan seorang wali, karena dirinya diarahkan dan
dibela oleh Allah ta’ala.
2. Perbuatan-Perbuatan fardhu merupakan perbuatan-perbuatan
yang dicintai Allah ta’ala .
3. Siapa yang kontinyu melaksanakan sunnah dan menghindar dari
perbuatan maksiat maka dia akan meraih kecintaan Allah ta’ala .
4. Jika Allah ta’ala telah mencintai seseorang maka dia akan
mengabulkan doanya.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Pemahaman yang benar tentang wali : 10 : 62-64
2. Keutamaan ibadah nawafil (sunnah) : 35 : 32
3. Kekuatan dari Allah : 22 : 40, 18 : 39,
الحديث التاسع والثلاثون
HADITS KETIGAPULUH SEMBILAN
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم
قَالَ : إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِي : الْخَطَأُ وَالنِّسْيَانُ وَمَا اسْتُكْرِهُوا
عَلَيْهِ [حدیث حسن رواه ابن ماجة والبيهقي وغيرهما]
Kosa kata / : مفردات
تجاوز : Melewatkan, memaafkan النسيان : Lupa
استكرهوا : (Mereka) dipaksa
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Ibnu Abbas radiallahuanhuma : Sesungguhnya Rasulullah
saw bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala memafkan umatku karena
aku (disebabkan beberapa hal) : Kesalahan, lupa dan segala sesuatu
yang dipaksa “
(Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi dan lainnya)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / :الفوائد من الحديث
1. Allah ta’ala mengutamakan umat ini dengan menghilangkan
berbagai kesulitan dan memaafkan dosa kesalahan dan lupa.
2. Sesungguhnya Allah ta’ala tidak menghukum seseorang kecuali
jika dia sengaja berbuat maksiat dan hatinya telah berniat untuk
melakukan penyimpangan dan meninggalkan kewajiban dengan
sukarela .
3. Manfaat adanya kewajiban adalah untuk mengetahui siapa yang
ta’at dan siapa yang membangkang.
4. Ada beberapa perkara yang tidak begitu saja dimaafkan. Misalnya
seseorang melihat najis di bajunya akan tetapi dia mengabaikan
untuk menghilangkannya segera, kemudian dia shalat dengannya
karena lupa, maka wajib baginya mengqhada shalat tersebut.
Contoh seperti itu banyak terdapat dalam kitab-kitab fiqh.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Toleransi hukum Islam : 22 : 78, 2 : 196
2. Manusiawi dalam penerapan hukum : 64 : 16
الحديث الأربعون
Hadits Keempat Puluh
عَنْ ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ : آُنْ فِي الدُّنْيَا آَأَنَّكَ غَرِیْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ . وَآاَنَ
ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا یَقُوْلُ : إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا
أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ
لِمَوْتِكَ . [رواه البخاري]
Kosa kata / : مفردات
غریب : Orang asing عابر سبيل : Pengembara
أمسي(ت) : (engkau berada) di sore
hari
أصبح(ت) : (Engkau berada) di pagi
hari.
منكب(ي) : (kedua) pundak (ku)
Terjemah hadits / : ترجمة الحديث
Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma berkata : Rasulullah saw
memegang pundak kedua pundak saya seraya bersabda : Jadilah
engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara “, Ibnu
Umar berkata : Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi
hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari,
gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan
kehidupanmu untuk kematianmu “ (Riwayat Bukhori)
Pelajaran :
1. Bersegera mengerjakan pekerjaan baik dan memperbanyak
ketaatan, tidak lalai dan menunda-nunda karena dia tidak tahu
kapan datang ajalnya.
2. Menggunakan berbagai kesempatan dan momentum sebelum
hilangnya berlalu .
3. Zuhud di dunia berarti tidak bergantung kepadanya hingga
mengabaikan ibadah kepada Allah ta’ala untuk kehidupan
akhirat.
4. Hati-hati dan khawatir dari azab Allah adalah sikap seorang
musafir yang bersungguh-sungguh dan hati –hati agar tidak
tersesat.
5. Waspada dari teman yang buruk hingga tidak terhalang dari
tujuannya.
6. Pekerjaan dunia dituntut untuk menjaga jiwa dan mendatangkan
manfaat, seorang muslim hendaknya menggunakan semua itu
untuk tujuan akhirat.
7. Bersungguh-sungguh menjaga waktu dan mempersiapkan diri
untuk kematian dan bersegera bertaubat dan beramal shaleh.
8. Rasulullah memegang kedua pundak Abdullah bin Umar, adalah
agar beliau memperhatikan apa yang akan beliau sampaikan.
Menunjukkan bahwa seorang pelajar harus diajarkan tentang
perhatian gurunya kepadanya dan kesungguhannya untuk
menyampaikan ilmu kedalam jiwanya. Hal ini dapat menyebabkan
masuknya ilmu, sebagaimana hal itu juga menunjukkan
kecintaan Rasulullah kepada Abdullah bin Umar, karena hal
tersebut pada umumnya dilakukan oleh seseorang kepada siapa
yang dicintainya.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Hakikat kehidupan : 3 : 185, 10 : 24
2. Optimalisasi setiap kesempatan : 103 : 1-3, 94 : 7.
الحديث الحادي والأربعون
عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ یُؤْمِنُ أَحَدُآُمْ حَتَّى یَكُوْنَ هَوَاهُ
تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ )) [حَدیثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَرَوَیْنَاهُ فِي آِتَابِ الْحُجَّة بإسنادٍ صحيحٍ ]
Dari Abu Muhammad Abdillah bin Amr bin ‘Ash radhiallahuanhuma
dia berkata : Rasulullah saw bersabda : Tidak beriman salah seorang
diantara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa
“ Hadits hasan shahih dan kami riwayatkan dari kitab Al Hujjah
dengan sanad yang shahih.
(Hadits ini tergolong dho’if. Lihat Qowa’id Wa Fawa’id minal Arba’in
An-Nawawiyah, karangan Nazim Muhammad Sulthan hal. 355,
Misykatul Mashabih takhrij Syekh Al Albani, hadits no. 167, juz 1,
Jami’ Al Ulum wal Hikam oleh Ibn Rajab)
الحديث الثاني والأربعون
HADITS KEEMPATPULUH DUA
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم
یَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : یَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ
لَكَ عَلَى مَاآَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، یَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ
ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، یَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ
خَطاَیاَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
[رواه الترمذي وقال حدیث حسن صحيح ]
Kosa kata / : مفردات
دعو(ت)(ني) : (engkau) berdoa, memohon
(kepada-Ku)
رجو(ت)(ني) : (engkau) mengharap
(kepada-Ku)
أبالي : (aku) pedulikan عنان : awan (yang dimaksud adalah
banyaknya)
قراب : Sepenuh خطایا bentuk jamak dari خطأ (kesalahan)
أَتَيْ(تَ)(نِي) : (engkau) mendatangi-(Ku) ( لَقِيْ(تَ)(نِي : (engkau) menemui-(Ku)
Terjemah Hadits / : ترجمة الحديث
Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar
Rasulullah saw bersabda: Allah ta’ala berfirman: Wahai anak Adam,
sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku,
maka akan aku ampuni engkau, Aku tidak peduli (berapapun
banyaknya dan besarnya dosamu). Wahai anak Adam seandainya
dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta
ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai anak
Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan
sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak
menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku temui engkau dengan
sepenuh itu pula ampunan “
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata : haditsnya hasan shaheh).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / :الفوائد من الحديث
1. Berdoa diperintahkan dan dijanjikan untuk dikabul-kan.
2. Maaf Allah dan ampunannya lebih luas dan lebih besar dari dosa
seorang hamba jika dia minta ampun dan bertaubat.
3. Berbaik sangka kepada Allah ta’ala, Dialah semata Yang Maha
Pengampun bagi orang yang bertaubat dan istighfar.
4. Tauhid adalah pokok ampunan dan sebab satu-satunya untuk
meraihnya.
5. Membuka pintu harapan bagi ahli maksiat untuk segera
bertaubat dan menyesal betapapun banyak dosanya.
Tema-tema hadits / : موضوعات الحديث
1. Kemurahan Allah ta’ala : 23 : 118, 6 : 133, 7 : 56
2. Tidak putus asa untuk bertaubat : 39 : 53, 5 : 74, 3 : 135


2 thoughts on “Hadits Arba’in

Leave a comment