Laporan Ijtima Serpong Dari berbagai situs / Blog

 

“Dari Ilalang Cihuni ke Penjuru Bumi”  
Wednesday, 13 August 2008
Acara besar yang dihadiri puluhan ribu orang dari dalam dan luar negeri. Tanpa liputan media,  tanpa spanduk ataupun poster. “Dai” nya disebar ke ‘penjuru bumi’

 

Hidayatullah.com—Puluhan ribu orang menyemut berpakaian putih-putih.  Sepinya hutan di Desa Cihuni, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang siang itu seolah sirna karena hadirnya lautan manusia. Jumat (8/ 8) kemarin, tepat di area hutan yang banyak ditumbuhi ilalang dan dipenuhi Pepohon Kelapa ini berubah menjadi lautan manusia. Lantunan ayat suci Al-Quran dan bau aroma minyak wangi turut menambah kekhusukan di tengah area hijau yang jauh dari rumah penduduk itu.

 

Inilah sebuah hajatan berkelas internasional. Bertempat di hutan ilalang,  tepatnya di lahan perkebunan kelapa seluas 35 hektar, di dekat danau di kawasan Serpong, Banten, di bagian barat Pulau Jawa.

 

Meski dianggap hajatan internasional, Anda tidak akan menemukan spanduk atau backdrop raksasa. Tidak pula tempelan poster dan famplet, atau bahkan serabutan moncong kamera dan riuh wartawan.

 

“Asas (acara ijtima ini) kesederhanaan saja,” ujar Ustadz Luthfi Yusuf, salah seorang dewan syuro gerakan dakwah Jamaah Tabligh Indonesia kepada www.hidayatullah.com di sela acara yang berlangsung pada 8-10 Agustus lalu ini.

 

Ya, ini adalah pertemuan tahunan para dai gerakan dakwah transnasional, Jamaah Tabligh markas Indonesia. Acara  yang dihadiri 50 ribu lebih orang dari dalam dan luar negeri. Dari acara ini dikeluarkan 19 ribu-an jamaah untuk  berdakwah ke seluruh Indonesia bahkan ke manca negara. Ke Amerika, Afrika, Australia, Suriname, hingga Eropa. Dana dakwah dari kocek sendiri. “Berkorban untuk agama dengan harta dan diri sendiri,” tukas Abdurrahman, seorang penanggung jawab ijtima asal Jawa Tengah.  

 

Menjelang Sholat Jumat, Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan pengawalan cukup ketat dari Paspampres hadir ditengah ribuan jamaah yang kerap disebut Jamaah tabligh tersebut. Yah, Jusuf Kalla didampingi Bupati Tangerang H Ismet Iskandar menghadiri Ijtimah Jamaah Tabligh yang digelar pertama kalinya di Tangerang.

 

Acara ijtima ini, lanjut Ustadz Luthfi, adalah  untuk  meneladani perjuangan Nabi shallallahu ‘alaihi wassallaam dan para sahabatnya radhiallahu ‘anhum. “(Jadi) nggak perlu hotel. Ini kan semuanya sama, berbaur. Jadi mendekat dengan perjuangan Nabi SAW dan para sahabatnya r.hum,” tambah ustadz lulusan Mesir dan Pakistan yang juga pimpinan sebuah pondok pesantren di Bajarmasin, Kalimantan Selatan ini.      

 

Meski terbilang sederhana, namun read full post >> http://hidayatullah.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=7409&Ite
 

 

http://minangkabaunews.com/?p=76
JT Sebar 19 Ribu Jamaah Dakwah
August 11, 2008 11:17 pm admin NASIONAL

 

Sekitar 19 ribu peserta Ijtima Jamaah Tabligh (JT) di kawasan Bumi Serpong Damai, Tanggerang akan disebar ke seluruh penjuru dunia

 

Minangkabau News.com–Lebih dari 19 ribu jamaah dakwah disebar dari Ijtima (pertemuan tahunan) Jamaah Tabligh (JT) tahun 1429 H/2008 M. Demikian laporan yang dibacakan pada acara puncak Ijtima di kawasan Bumi Serpong Damai, Tanggerang, Banten 10/8 kemarin.

 

Jumlah jamaah tersebut, menurut pembaca laporan, adalah jumlah dari lima rangkaian Ijtima yang digelar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa dan Bali, serta Jawa. Tiap jamaah rata-rata terdiri dari 10 orang. Mereka akan dikirim untuk berdakwah ke seluruh Indonesia, negeri jiran, India-Pakistan-Bangladesh, Timur Tengah, bahkan ke negeri-negeri Barat.

 

Massa dakwah (khuruj) yang dijalani jamaah cukup variatif. Ada program satu tahun (khusus untuk para ustadz), empat bulan, 40 hari, 20 hari, 10 hari, sepekan, hingga 3 hari (untuk pemula).

 

Abdurrahman, salah seorang penanggung jawab Ijtima asal Jawa Tengah mengatakan, hakikat dari dakwah ini bukan untuk memperbaiki orang lain semata.

 

“Tapi untuk ishlah (perbaiki) diri. Berkorban untuk agama dengan harta dan diri sendiri,” ujarnya.

 

Lamanya program, seperti 1 tahun, 4 bulan, dsb, lanjut Abdurrahman, bukan tujuan khuruj. “Itu cuma latihan saja,” katanya. “Tujuan dari program ini adalah untuk menjadikan agama dan dakwah sebagai maksud umat Islam.”

 

Selepas khuruj, masing-masing individu diharap bisa melakukan dakwah dilingkungannya. Memakmurkan masjid. Minimal untuk diri dan keluarganya sendiri. [surya/www.hidayatullah.com]

 

Maulana Mustaqim: Umat Islam Seperti “Ditelan” Ikan Paus
    

 

 

 

Monday, 11 August 2008
 
Maulana Mustaqim, salah seorang Syeikh JT asal India mengatakan, “saat ini, umat sedang ditelan masalah, seperti ditelannya Nabi Yunus oleh ikan paus

 

Hidayatullah.com—Maulana Mustaqim, salah seorang Syeikh Jamaah Tabligh (JT) asal India mengatakan, kondisi umat Islam saat ini “ditelan” banyak masalah, seperti ditelannya Nabi Yunus oleh ikan paus. Kondisi ini, menurut Maulana Mustaqim, karena banyak umat Islam telah meninggalkan dakwah.

 

Untuk menghidandari dari masalah ini, Maulana Mustaqim mengajak umat Islam segera bertaubat dan kembali mengerjakan tugas dakwah sebagaimana Nabi Muhammad SAW dan seperti keluarnya Nabi Yunus dari perut ikan paus.

 

Sebagaimana diketahui, Jamaah Tabligh (JT), tanggal 8, 9 dan 10 Agustus 2008 ini sedang menyelenggarakan hajatan besar, Ijtima’ Tabligh Internasional bertempat di Serpong.

 

Acara ini merupakan rangkaian terakhir dari ijtima’ di 5 kawasan Indonesia. Ijtima’ pertama dimulai dari Pekanbaru, kemudian Makassar, Lombok dan terakhir, sebagai penutup di Serpong.

 

Ijtima’ di Indonesia ini merupakan bagian dari semua ijtima’  yang diselenggarakan di berbagai belahan kota dunia, mulai dari ijtima’ di Bangkok, Melbourne, Johanesburg, Azamgarh, Chicago, Bhopal, Dewsbury dan lain-lainnya. [sur/cha/www.hidayatullah.com]
 

 

http://hidayatullah.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=7386&Itemid=65

 

 

 

http://djsknight.multiply.com/journal/item/8?&item_id=8&view:replies=threaded

 

 

 

Pengalaman yang paling berkesan bagi saya dan ini memperkuat keyakinan saya tentang keberadaan saya saat ini. Ijtima’ Indonesia 2007 bisa diartikan pertemuan umat islam di Indonesia pada tahun 2007 tanggal 3-4-5 agustus.  Ini ijtima’ pertama saya semenjak saya ikut usaha dakwah & tabligh. Dan tahun ini adalah ijtima’ pertama yang di selenggarakan untuk umum, lintas organisasi islam. Sebelumnya ijtima’ ini tidak dianjurkan untuk umum, kecuali mereka yang pernah keluar tiga hari. Karna dikhawatirkan bahasa penyampaian yang mungkin kurang bisa dipahami maksudnya oleh mereka yang belum keluar tiga hari.  Mungkin, menimbang usaha dakwah yang sudah tidak lagi asing dan banyaknya animo dan simpatisan terhadap gerakan dakwah ini, maka berdasarkan musyawarah maseikh memutuskan ijtima’ kali ini diadakan terbuka untuk umum.

 

Kurang lebih 16 hektar luas tanah, lahan kosong dengan rawa serta semak belukar disekitar pantai festival ancol. Telah berubah menjadi area ijtima’. juga gorong-gorong/parit yang baunya 2 kali lipat bau air kali yang didepan pintu masuk ancol itu pun telah berganti fungsi menjadi tempat minum, wudhu dan keperluan lainnya. Subhanallah! semua itu dikerjakan oleh umat muslim yang rela mengorbankan harta, jiwa, rasa dan masa-nya untuk kepentingan agama.

 

Mereka tidak digaji. Upah yang mereka harapkan dari pengorbanan mereka ialah hanya ridha Allah swt. mereka yang turun kelapangan pun bukan hanya orang miskin, melainkan dari setiap pangkat,dan berbagai status sosial. Sewajarnyalah pihak ancol berterimakasih kepada mereka, karna apabila menggunakan jasa kuli dan penyewaan mesin-mesin berat tentu akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Sementara biaya dan perlengkapan yang digunakan untuk penyelenggaraan ini bukan datang dari uang khas organisasi atau baitul mal. Melainkan murni dari pengorbanan masing-masing.

 

Saya menyaksikan sendiri ketika jama’ah berbondong-bondong turun dari bis mereka dan kendaraan pribadi ada juga yang berjalan kaki. Sebagian mereka membawa  perlengkapan untuk khuruj mereka dan harta yang mereka bawa untuk terselenggaranya ijtima’. Selain membawa perlengkapan yang akan dibawa untuk Khuruj, ada juga yang membawa perlengkapan seperti kipas angin, kasur, kulkas, ada yang hanya menyumbang uang ada juga yang membawa tepung, sayur-sayuran, ikan dan daging  untuk keperluan makan. Untuk barang-barang perlengkapan ada yang diwakafkan ada juga yang hanya dipinjamkan sebatas keperlulan ijtima’.

 

 
http://harapandiri.wordpress.com/2008/08/10/ijtima-serpong/
 
” Ijtima Serpong “
 

 

“ Ketika Allah swt sayang kepada hamba-hamba-Nya yang kafir maka Allah swt perkenankan memberikan mereka hidayah untuk memeluk Islam, dan ketika Allah swt sayang kepada hamba-hamba-Nya yang muslim maka Allah swt gunakan mereka untuk menyebarkan risalah-Nya”.

 

Betapa bahagianya hamba yang hina ini karena masih Allah swt berikan kesempatan untuk dapat hadir bersilaturahmi dengan saudara-saudara muslim lainnya pada tanggal 8,9,10 Agustus 2008 di Serpong.

 

Ribuan manusia berkumpul dalam satu tempat, tidak ada maksud dan tujuan lain selain agar Allah swt berkenan memandang kami semua dengan pandangan Rahmat-Nya, sebagai mana dulu Allah swt memandang kaum Muhajirin dan Ansor pada zaman Rasulullah saw.

 

 

 

Disini seseorang di muliakan bukan berdasarkan seberapa banyak dunia ada di diri mereka, melainkan seberapa banyak Agama ada di diri mereka, Hatta anda seorang wakil presiden pun tidak akan mendapatkan perlakuan khusus disini, seperti yang di tulis detik.com. Anda akan mendapat perlakuan khusus mana kala ada agama di diri anda, Ketika anda seorang Ulama maka anda diperbolehkan duduk pada shaf terdepan, mendapatkan ruangan khusus, perlakuan dan pelayanan khusus, ini tak lebih hanya karena menghargai Ilmu Agama yang ada di diri anda

 

Sulit bagi saya untuk menggambarkan apa yang terjadi disana, ketika ribuan manusia berkumpul dengan maksud dan fikir yang sama, pada doa dan pengharapan yang sama, pada tetes air mata yang sama, agar Allah swt kekalkan hidayah-Nya dan agar Allah gunakan kami semua sebagai perantara hidayah-Nya bagi makhluk di didarat, laut, dan udara.

 

 

 

Saya seperti “melihat” dan “ merasakan” semangat para sahabat Nabi ada disini, ketika saya melihat lelaki tua yang sudah tak bisa berjalan dan harus di gendong atau menggunakan kursi roda dan tongkat. Saya seperti “melihat” ‘Amr bin Jamuh ra, seorang sahabat Nabi yang berkaki pincang tetapi memiliki semangat jihad yang tinggi sehingga Allah swt memberikan kemuliaan dengan kesyahidan. Begitupun ketika saya melihat santri-santri kecil yang berusia di bawah 10 tahun dengan khusyu’ nya melakukan sholat dan membaca Alqur’an, saya teringat semangat Umair ra, Rafi’ ra, Ibnu Jundub ra dalam berjihad sampai-sampai mereka harus berjuang keras agar di perbolehkan oleh Rasulullah saw untuk ikut berjihad.

 

Minggu, 2008 Agustus 10
Ijtima di tengah Hutan Pohon Kelapa
 

 

(Sholat Jumat Bersama Jusuf Kalla)Sepinya hutan di Desa Cihuni, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang siang itu seolah sirna. Jumat (8/8) kemarin, area hutan yang banyak ditumbuhi ilalang dan dipenuhi Pepohon Kelapa ini berubah menjadi lautan manusia berkenakan serba putih. Semerbak harum kasturi, hingga lantunan ayat suci pun turut menambah kekhusukan di tengah area hijau yang jauh dari rumah penduduk itu.
 

 

Menjelang Sholat Jumat, Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan pengawalan cukup ketat dari Paspampres hadir ditengah ribuan jamaah yang kerap disebut Jamaah tabligh tersebut. Yah, Jusuf Kalla didampingi Bupati Tangerang H Ismet Iskandar menghadiri Ijtimah Jamaah Tabligh yang digelar pertama kalinya di Tangerang.
Dari kejauhan, jamaah yang dikabarkan datang dari berbagai penjuru nusantara, bahkan diantaranya dari mancanegara berbaur seperti layaknya bermasyarakat di sebuah perkampungan muslim.
Para pembesar negara dan pejabat daerah pun tak ubahnya menjadi keluarga mereka. Tak ada perbedaan status, pangkat dan jabatan, apalagi saat mereka bergegas melaksanakan sholat Jum’at. Setiap bersapa diantara mereka, keramahan dan saling mengingatkan juga selalu terlontar.
“Tidak ada perbedaan dalam hal makanan ataupun tempat yang diistimewakan, karena kita semua sama di hadapan Allah,” kata salah satu jamaah Ijtima.
Menurutnya, ijtim
 
 

 

http://khomsurizal.blogspot.com/2008/08/ijtima-di-tengah-hutan-pohon-kelapa.html

 

Jumat, 08/08/2008 16:21 WIB
‘Dicueki’, Kalla Terus Dekati Jamaah Tabligh
Gunawan Mashar – detikNews

 

 

 

 

 

 

 

Pertemuan Ribuan Jamaah Tabligh

 

Jakarta – Kedatangan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla di sebuah acara biasanya disambut gegap gempita.

 

Tapi kali ini hanya disambut biasa saja. Bahkan Kalla terkesan dicueki.Acara yang dihadiri Jusuf Kalla ini adalah istima’ alias silaturrahmi.
 
 

 

Acara digelar oleh sekelompok orang yang biasa melakukan dakwah yang sering disebut dengan nama Jamaah Tabligh.”Orang saja yang menyebut itu (jamaah tabligh). Tapi kami tidak mengatasnamakan apapun. Kami jamaah islam biasa saja. Anda pun bisa termasuk dalam kelompok ini,” tutur salah seorang jamaah yang mengikuti acara itu di sebuah tanah lapang di Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang, Jumat (8/8/2008).
Silaturrahmi puluhan orang yang berjanggut dan berpakaian celana setumit kaki ini pun dihadiri sekitar 300 ribu orang.
Saat datang, tidak banyak penjagaan di lokasi acara. Malah saat Kalla memasuki wilayah, tidak semua Paspampres diizinkan masuk. Wartawan dilarang mengambil gambar dan foto. Pun, wartawan perempuan tidak diperbolehkan keluar dari mobil.

 

 
 
 

 

Kalla lalu diantar menemui kelompok jamaah, dan salat Jumat bersama. Tapi

 

http://www.detiknews.com/read/2008/08/08/162129/985371/10/dicueki-kalla-terus-dekati-jamaah-tabligh

 

 

 

 

 

20 thoughts on “Laporan Ijtima Serpong Dari berbagai situs / Blog

  1. mas..berita yang paling atas ada bagian paling kanan banyak yang gak kebaca tuh mas..kalo bisa diperbaiki mas, karena sepertinya gak nyambung dengan kalimat lainnya (terpotong)..

    syukron jazilan ya mas yaa, bermanfaat sekali berita-beritanya..

  2. Wednesday, 13 August 2008
    Acara besar yang dihadiri puluhan ribu orang dari dalam dan luar negeri. Tanpa liputan media, tanpa spanduk ataupun poster. “Dai” nya disebar ke ‘penjuru bumi’

    ImageHidayatullah.com—Puluhan ribu orang menyemut berpakaian putih-putih. Sepinya hutan di Desa Cihuni, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang siang itu seolah sirna karena hadirnya lautan manusia. Jumat (8/ 8) kemarin, tepat di area hutan yang banyak ditumbuhi ilalang dan dipenuhi Pepohon Kelapa ini berubah menjadi lautan manusia. Lantunan ayat suci Al-Quran dan bau aroma minyak wangi turut menambah kekhusukan di tengah area hijau yang jauh dari rumah penduduk itu.

    Inilah sebuah hajatan berkelas internasional. Bertempat di hutan ilalang, tepatnya di lahan perkebunan kelapa seluas 35 hektar, di dekat danau di kawasan Serpong, Banten, di bagian barat Pulau Jawa.

    Meski dianggap hajatan internasional, Anda tidak akan menemukan spanduk atau backdrop raksasa. Tidak pula tempelan poster dan famplet, atau bahkan serabutan moncong kamera dan riuh wartawan.

    “Asas (acara ijtima ini) kesederhanaan saja,” ujar Ustadz Luthfi Yusuf, salah seorang dewan syuro gerakan dakwah Jamaah Tabligh Indonesia kepada http://www.hidayatullah.com di sela acara yang berlangsung pada 8-10 Agustus lalu ini.

    ImageYa, ini adalah pertemuan tahunan para dai gerakan dakwah transnasional, Jamaah Tabligh markas Indonesia. Acara yang dihadiri 50 ribu lebih orang dari dalam dan luar negeri. Dari acara ini dikeluarkan 19 ribu-an jamaah untuk berdakwah ke seluruh Indonesia bahkan ke manca negara. Ke Amerika, Afrika, Australia, Suriname, hingga Eropa. Dana dakwah dari kocek sendiri. “Berkorban untuk agama dengan harta dan diri sendiri,” tukas Abdurrahman, seorang penanggung jawab ijtima asal Jawa Tengah.

    Menjelang Sholat Jumat, Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan pengawalan cukup ketat dari Paspampres hadir ditengah ribuan jamaah yang kerap disebut Jamaah tabligh tersebut. Yah, Jusuf Kalla didampingi Bupati Tangerang H Ismet Iskandar menghadiri Ijtimah Jamaah Tabligh yang digelar pertama kalinya di Tangerang.

    Acara ijtima ini, lanjut Ustadz Luthfi, adalah untuk meneladani perjuangan Nabi shallallahu ‘alaihi wassallaam dan para sahabatnya radhiallahu ‘anhum. “(Jadi) nggak perlu hotel. Ini kan semuanya sama, berbaur. Jadi mendekat dengan perjuangan Nabi SAW dan para sahabatnya r.hum,” tambah ustadz lulusan Mesir dan Pakistan yang juga pimpinan sebuah pondok pesantren di Bajarmasin, Kalimantan Selatan ini.

    Meski terbilang sederhana, namun acara ini jauh dari kesan asal-asalan. Menurut Abdurrahman, seorang penanggung jawab ijtima asal Jawa Tengah, persiapan acara sudah dilakukan sejak empat bulan sebelumnya. Lebih dari lima ribu orang dikerahkan tanpa dibayar sepeserpun. “Lillahi ta’ala. Dari kita untuk kita,” kata Abdurrahman. Meski demikian juga ada infak dari para muhsinin, termasuk penyedian lahan untuk ijtima.

    Jenggot, gamis dan siwak

    ImageMemasuki area ijtima yang hanya khusus untuk kaum Adam ini, anda akan melewati sejumlah posko penerima tamu (istiqbal). Bahkan saat kedatangan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla yang biasanya disambut gegap gempita, kali ini hanya disambut biasa saja.

    Saat datang, tidak banyak penjagaan di lokasi acara. Malah saat Kalla memasuki wilayah, tidak semua Paspampres diizinkan masuk. Wartawan dilarang mengambil gambar dan foto. Pun, wartawan perempuan tidak diperbolehkan keluar dari mobil.

    Dari sini, peserta dan tamu akan diarahkan ke tempatnya masing-masing. Ada tenda untuk tamu khusus (khowas), tenda jamaah luar negeri, tenda untuk para ustadz, juga tenda-tenda berdasarkan provinsi asal peserta. Total tenda yang terbentang: 15 hektar!

    Para syaikh ditempatkan dalam bangunan semi permanen yang terbuat dari bilik bambu. Apik. Tapi semua berbaur dalam suasana dakwah, saling mengingatkan tentang kebesaran Allah SWT dan kekalnya negeri akhirat. Suasana sunnah terlihat.

    Tidak dijumpai orang berdasi di sini. Apalagi kaum wanita. Yang lazim ditemui adalah pria-pria berjenggot berbaju gamis lengkap dengan siwak terselip di saku.

    Meski bertempat di perkebunan kelapa, fasilitas di sini cukup lengkap. Penyelenggara menyediakan sekitar 1500 wc semi-permanen untuk urusan buang-membuang hajat. Untuk wudhu dan mandi, terbentang ratusan meter parit dari terpal, dialiri air yang disedot oleh mesin pompa kelas berat di kiri dan kanan medan ijtima.

    Disediakan juga sejumlah pos pelayanan: seperti pos kesehatan, pos transportasi, pos barang hilang, hingga pos penitipan barang berharga.

    Penyelenggara juga menyediakan hidangan sebanyak 10 ribu nampan untuk 50 ribu-an orang. Satu nampan untuk lima orang. Menunya variatif, kadang nasi kebuli, sekali waktu nasi dengan ikan bawal dan sayur terong.

    Multi Bahasa

    Saat tiba waktu shalat, seluruh peserta diarahkan ke tenda area shalat. Sambil menunggu iqamat dikumandangkan, para petugas keamaanan (hirosah) shalat lebih dahulu secara terpisah, agar mereka bisa mengawasi jalannya shalat puluhan ribu jamaah ini.

    Selepas shalat, bayan (ceramah) pun digelar. Tidak perlu khawatir dengan masalah bahasa. Penyelenggara telah menyiapkan tim penerjemah: ada penerjemah dari bahasa Urdu atau Arab ke bahasa Indonesia, Urdu ke Arab, Urdu ke Tagalog, hingga terjemah bahasa Thailand.

    “Terjemah ke bahasa Inggris juga ada,” kata Isnandar, seorang petugas pembawa acara.

    Bayan biasanya diisi oleh para syaikh senior. Umumnya berasal dari Pakistan, Bangladesh, atau India – tempat berdirinya gerakan jamaah ini. Di sini peserta diingatkan akan urgensi agama dan dakwah sebagai satu-satunya jalan menuju kebahagian dunia dan akhirat. Para syaikh juga menyampaikan poin-poin penting sebagai bekal dakwah. Seperti masalah iman kepada Allah dan rasul-Nya, pentingnya mendirikan shalat berjamaah dan keutamaan menuntut ilmu.

    Para syaikh juga menjelaskan sejumlah adab dan tata tertib dakwah kepada para peserta. Para peserta yang akan keluar berdakwah (khuruj) dikelompokkan dalam satu jamaah. Tiap jamaah rata-rata berisi 10 orang yang dipimpin seorang amir jamaah. Karenanya, para syaikh juga menjelaskan sejumlah adab tentang praktek berjamaah. Di antaranya, setiap anggota jamaah wajib taat kepada amir selama amir tersebut taat kepada Allah dan rasul-Nya. Sebaliknya, amir juga harus perhatian dan tidak menzhalimi anggota jamaahnya. Tapi tenang, tidak ada acara baiat ataupun mandi kembang tujuh rupa dalam masalah amir ini.

    Hari ketiga, puncak acara ijtima. Sebelum para jamaah dakwah dilepas, syaikh akan memberikan bayan (pesan) hidayah. Nasihat pamungkas kepada pada dai sebagai bekal dakwah. Bayan ditutup dengan doa bersama, agar Allah SWT sudi menurunkan hidayahnya ke seluruh manusia. Kemudian, para jamaah dakwah ber-mushafahah, berjabat tangan dengan para syaikh untuk melepas keberangkatan mereka ke medan dakwah.

    Pada penutupan acara, para masyayyikh, diantaranya Syeikh Mustaqim, salah satu Syeikh Jamaah Tabligh (JT) asal India melepas lebih dari 19 ribu juru dakwah untuk disebar berdakwah ke seluruh Indonesia, negeri jiran, India-Pakistan-Bangladesh, Timur Tengah, bahkan ke negeri-negeri Barat.

    Abdurrahman, salah seorang penanggung jawab Ijtima asal Jawa Tengah mengatakan, pelepasan dakwah ini bukan untuk memperbaiki orang lain semata. Tapi berkorban untuk agama.
    “Tapi untuk ishlah (perbaiki) diri. Berkorban untuk agama dengan harta dan diri sendiri,” ujarnya kepada http://www.hidayatullah.com. Dari hutan di Desa Cihuni, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, jamaah JT ini akan menyebar ke penjuru bumi. [surya/www.hidayatullah.com]

  3. Berjaya selalu Usaha Rasulullah Saw, siapa yang mengikutinya dan beristiqamah maka kesuksesan akan menyertainya.

  4. Istima’ BSD 17-20 Juli ’09 sudah diambang pintu, persiapkan qurban harta, diri, waktu dan fikir kita, agar ijtima’ ini dapat sukses dan semoga lancar tiada hambatan

  5. Subhannallah, sab musalman ikethe jama kia, ekh fikir, ekh maksud, ekh jaga. Allah…Allah kehna kelie, Allah ke bharai, Allah kesifat.
    Woh admi apne jan, mall Allah kerasteme nekle, dunia ke kemane kelie nehi, sirf Allah ke ridho hasil karne kelie,, Subhannallah Allah kabul farmae sab ke korbani.. Amin

    Wassalam

    Ahmad Saefuddin.

  6. Tuk Mbak Mutiara, Saya udah liat webnya….Masya Allah bagus!
    Saya tertarik dengan Homoschoolingnya…mau saya pelajari dulu…..Moga bisa PM ama Mbak.

    Salam

    Masturoh Riau

  7. sungguh diriku merasa kagum
    orang yang sudah bisa dikatakan orang tertinggi di nasrani
    bisa meyakini islam.
    lantas bagaimana dengan kita yang mengaku agama islam, sudah yakin kah kita dengan islam?????? lantas bagaimana perjuangan kita terhadap islam???? coba renung kan?????

Leave a comment